Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ade Armando di Negeri Suporter Sepak Bola

13 April 2022   01:20 Diperbarui: 13 April 2022   01:25 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persib vs Persija 2018 (sumber foto: Tribunnews)

Ketika tempo hari nyaris semua media mainstream mengangkat soal pengeroyokan pegiat media sosial cum dosen FISIP Universitas Indonesia Ade Armando, di linimasa saya pun muncul tangkapan layar postingan medsos dari akun---yang diduga---milik seorang pegiat media sosial juga yang kerap disebut 'satu golongan' dengan Ade Armando. Postingan itu pun menyamakan peristiwa yang dialami oleh Ade Armando seperti peristiwa memilukan yang dialami oleh Haringga Sirla.

Sekedar informasi, Haringga merupakan Jakmania---sebutan untuk suporter Persija Jakarta--yang harus meregang nyawa di sekitar Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kota Bandung, medio tahun 2018 lalu. Haringga nekad datang ke Bandung disinyalir untuk menunjukkan kecintaannya pada Persija Jakarta dengan mendukung langsung pada partai away ke Bandung.

Ya, perginya Haringga ke Bandung tentu bisa disebut sebagai sebuah kenekadan, karena seperti kita ketahui, Bandung--hingga saat ini masih--merupakan kota yang kurang ramah bagi Persija Jakarta termasuk pendukungnya. Yang ada di benak saya waktu itu adalah, Haringga ingin menunjukkan kerelaannya berkorban jiwa dan raga atas nama kecintaannya pada Persija Jakarta. Sebuah  bahasa kecintaan yang mungkin hanya bisa dimengerti dan dipahami oleh suporter garis keras dari sebuah klub sepakbola.

Ketika akhirnya Haringga wafat dengan cara yang mengenaskan, tentu banyak yang bertanya-tanya "Lagian ngapain sih tu suporter Persija nekad datang ke Bandung? Udah tau kalo ke Bandung itu sama aja 'setor nyawa' ke suporter tuan rumah!"

Dan pertanyaan yang sama pun kembali muncul saat sejumlah rekan di kantor siang tadi membicarakan peristiwa pengeroyokan yang korbannya Ade Armando. "Lagian ngapain coba si Ade ada di tengah-tengah unjuk rasa kontra pemerintah? Kan si Ade selama ini dianggap sebagai buzzer pemerintah?"

Dan jadilah sosok Haringga dan Ade ibarat 'panci ketemu tutup'. Saat mereka berada di tengah-tengah golongan yang selama ini membenci kelompok mereka pun seolah jadi pemantik hasrat ingin mengeksekusi secara massal. Pengakuan Ade bahwa dirinya sebenarnya iapun menolak perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi pun seolah tak ada artinya di hadapan massa yang saat itu sudah terlanjur beringas.

Ketika Haringga dinyatakan meninggal dunia usai sempat dilarikan ke rumah sakit, tak ayal berita soal kemenangan dramatis Persib atas Persija saat itu pun seolah kalah gaung oleh berita tewasnya Haringga Sirla dengan kondisi yang sangat mengenaskan, setelah dianiaya oleh orang-orang di sekitarnya dengan cara yang brutal dan melampaui batas kemanusiaan.

Pun demikian halnya dengan aksi unjuk rasa mahasiswa 11 April 2022. Hingga saat ini yang menjadi running news pemberitaan di media justru soal penganiayaan yang dialami Ade Armando, alih-alih berita soal tindak lanjut dari pemerintah dan DPR atas tuntutan mahasiswa.  

Kasus Haringga Sirla pun berakhir dengan vonis Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bandung terhadap para terdakwa yang telah terbukti secara bersama-sama menganiaya Haringga hingga tak berdaya.

Kini, publik pun menanti pengungkapan siapa, dan apa motif penganiayaan brutal yang dilakukan terhadap Ade Armando.

Yang jelas, baik Haringga maupun Ade adalah korban dari terpisah-pisah dan terbelahnya bangsa ini jika sudah menjadi kelompok-kelompok dengan orientasi tertentu. Dan penganiayaan yang dialami oleh kedua, bermula dari teriakan yang mengabarkan keberadaan mereka di antara kelompok yang selama ini berseberangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun