Mohon tunggu...
Cak Glentong
Cak Glentong Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati masalah budaya dan agama

Pemerhati masalah budaya dan agama

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ramadan, Membangun Kemesraan dalam Jamaah

29 April 2021   20:30 Diperbarui: 29 April 2021   20:36 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Karena sholat jamaah menjadi ladang penyemaian benih-benih ukhuwah Islam yang menjadi akar kebangkitan Islam, sehingga Nabi Muhammad SAW bersabda "Sholat berjamaah lebih utama 27 derajat dibanding sholat sendiri." (HR Bukhori,Muslim dan Nasai). Begitu istimewa sholat berjamaah, Allah telah memuliakan hambanya yang menghadirinya. Saudaraku, semoga Allah mengokoh hati kita dan menguatkah langkah kaki untun menuju rumahNya yang penuh barokah dan ampunan.

Saudaraku, marilah kita renungkan kisah seorang laki-laki buta yang menghadap Nabi Muhammad SAW untuk meminta keringanan untuk tidak menghadiri sholat berjamaah, karena rumahnya agak jauh dan harus melewati lembah berair, serta tidak ada orang yang mengantarkannya. Mungkin karena kasihan dengan keadaan orang tersebut, Nabi Muhammad SAW secara spontan menjawab "Ya". Beliau SAW memberikan izin untuk tidak menghadiri sholat jamaah, namun setelah la-laki buta itu berlalu nabi seolah-olah ingat sesuatu. Lantas meminta seseorang untuk memanggil laki-laki buta tadi. Kemudian  beliau SAW bertanya "Apakah masih terdengar olehmu suara adzan??" Laki-laki itu menjawab "Ya". Beliau SAW bersabda " Penuhi pangilan tadi."

Begitu pentingnya sholat berjamaah bagi Nabi Muhammad SAW  sehingga orang yang buta tanpa ada penuntun tidak diberi keringanan untuk meninggalkan sholat berjamaah ?  Para sahabat lain yang dianugrahi dengan fisik sehat, mereka senantiasa menghiasi hari-harinya dengan berjamaah. Nabi Muhammad SAW bersabda " Sholat Jamaah lebih utama 27 derajat daripada sholat sendirian. (HR Bukhori, Tirmidzi dan Nasai)"  Sholat wajib berjamaah kualitasnya bisa mencapai 27 kali lipat dari sholat sendiri. Karena dalam sholat berjamaah ada nilai-nilai agung yang tidak bisa didapatkan jika sholat sendirian.

Meninggalkan jamaah akan memperlemah iman yang ada di dada, mematikan gairah beribadah. Kisah Tsa'labah nampaknya menjadi bukti bahwa kebiasaan meninggalkan sholat berjamaah karena kesibukan mengejar materi dunia akan menjauhkan diri dari Allah dan Rasul. Tsa'labah adalah kisah unik yang membuktikan bahwa godaan terbesar bagi manusia bukan saat dia menghadapi kemiskinan tetapi saat dibukakan pintu kekayaan. Bukan kemiskinan yang menjadikan Tsa'labah jauh dari Allah tetapi jutsru kekayaan yang Allah anugrahkan kepadanya.

Tsa'labah termasuk sahabat yang serba kekurangan, bahkan dia hanya mempunyai sebuah pakaian yang layak digunakan untuk sholat. Maka setelah selesai sholat berjamaah dengan Nabi Muhammad SAW, akan segera bergegas pulang memberikan baju yang dipakai untuk sholat. Begitulah kebiasaan Tsa'labah, setelah salam dia bergegas pulang. Kebiasaan itu nampaknya diperhatikan oleh Nabi Muhammad SAW, sehingga beliaupun menegur Tsa'labah, mengapa segera bergegas pulang usai sholat, tidak duduk dulu untuk berdzikir dulu.

Lantas Tsa'labah menceritakan keadaannya, bahwa dirinya hanya mempunyai sepotong baju yang digunakan bergantian dengan istri. Sang istri menunggu di rumah untuk memakai baju yang dikenakannya agar bisa sholat dengan  aurat secara baik dan benar. Teguran rasul SAW membuat hati Tsa'labah bergetar, dalam kemiskinan dia tetap menjadi sahabat yang setia menghadiri sholat berjamaah. Tentu saja dia ingin duduk dalam waktu yang lama di masjid, duduk bersama manusia pilihan, Rasul terakhir bagi manusia. Bermajlis bersama manusia pilihan lainnya, seperti Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Tetapi kemiskinan membuat dirinya tidak bisa duduk berlama-lama di masjid, dalam hatinya timbul pemikiran seandainya dirinya kaya dan mempunyai pakaian yang cukup untuk dirinya dan istrinya, maka dia bisa duduk lama di masjid.

Akhirnya Tsa'labah menemui Nabi Muhammad SAW agar didoakan menjadi orang yang kaya sehingga mempunyai baju yang cukup untuk keluarganya, beliau SAW pada awalnya menolak untuk mendoakan Tsa'labah menjadi kaya, akan tetapi setelah Tsa'labah meminta sampai tiga kali Nabi Muhammad SAW memenuhi permintaan itu, Nabi SAW mendoakan Tsa'labah agar kaya. Doa nabi adalah doa yang dikabulkan, Tsa'labah  menjadi kaya, mempunyai padang rumput pengembalaan yang luas. Dia telah menjadi kaya, sebuah kekayaan yang membuat dirinya teramat sibuk. Bagaimana dengan kekayaan Tsa'labah ?? ternyata menjauhkan diri dari sholat berjamaah, tidak mempunyai waktu  lagi untuk bersama nabi dan para sahabatnya. Perlahan tetapi pasti Tsa'labah semakin jauh dari jamaahnya Nabi. Puncaknya saat nabi mengutus orang untuk meminta zakat, Tsa'labah menolaknya.

Kita bisa belajar dari kisah sahabat Nabi Muhammad SAW di atas. Saat kita secara memisahkan diri dari jamaah, sesungguhnya kita telah menjauhkan diri dari cahaya kemuliaan, memadamkan nur hidayah ilahi yang telah diberikan Allah kepada kita. Semakin lama kita meninggalkannya, akan semakin membuat cahaya kemuliaan redup, bahkan akhirnya mati. Berada dalam barisan sholat berjamaah akan menghidupkan nyala api kemuliaan, mengembangkan nur hidayah dalam hati kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun