Mohon tunggu...
Cak Glentong
Cak Glentong Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati masalah budaya dan agama

Pemerhati masalah budaya dan agama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saat "Kayu Bakar" Menggusur Pakar

7 Agustus 2020   06:36 Diperbarui: 7 Agustus 2020   07:01 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dan media sosial itu masih menganut doktrin "kejadian yang sangat buruk adalah berita yang terbaik", semakin kontroversial semakin mudah menjadi perhatian masa. Pendapat yang ngawur dan menyimpang dari pemikiran para ahli mudah menjadi berita yang menarik pembaca.

Kedua, ada kekolompok yang gemar memviralkan sesuatu yang mereka sendiri tidak faham subtansi apa yang diviralkannya. Kemudian cara mengeshare sebuah berita menjadi sebab cepatnya sebuah berita menyebar seolah-olah tanpa ujung.  

Ada semacam anomali dalam perkembangan informasi, seharusnya dalam kondisi seperti ini seseorang seharusnya bisa mencapai kondisi kedewasaan dalam menerima dan mengolah informasi, tidak mudah menyampaikan informasi.

Sementara para pakar biasanya kalau menyampaikan sesuatu relatif hati-hati berdasarkan kemampuan pengetahuan yang dimilikinya, tidak ada unsur sensasionalnya. Sementara publik suka yang berhubungan sensasional.

Iklan dari "penjual jamu" lebih menarik didengar, sekali minum anda bisa langsung sembuh, dunia medis tidak akan menggunakan kata-kata yang bombastis. Ini sekedar contoh bagaimana secara perlahan peran "kayu bakar" menarik perhatian publik, menggusur peran-peran pakar di bidangnya.

Ini tidak hanya terjadi di dunia kesehatan, hampir semua aspek kehidupan peran pakar akan digusur oleh mereka yang sadar atau tidak sadar menjadi "kayu bakar" bagi tersebarnya informasi. Informasi itu seperti api yang dengan perantara kayu bisa menjadi api besar, api fitnah dalam kehidupan. Jika itu berhubungan dengan medis, tentu sangat membahayakan nyawa.

Kondisi seperti ini diperburuk dengan buzzer politik yang sering menyerang para pakar yang mencoba memberikan masukan ke pemerintah, mendapatkan serangan yang terkadang di luar batas yang rasional, tidak hanya dirinya tetapi juga keluarganya. 

Rasanya, sudah saatnya kita berpikir jernih dalam setiap menerima informasi, berhentilah menjadi kayu bakar bagi penyebaran kabar tanda dasar keilmuan yang benar atau kita akan melihat bangsa yang besar ini, tidak pernah keluar dari kubangan hoaks yang pada saat tertentu mematikan nalar rasional kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun