Mohon tunggu...
Caitlynn Wiryadi
Caitlynn Wiryadi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

#hanyaanakmuda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kriminalitas Remaja, Kok Bisa?

22 November 2021   08:29 Diperbarui: 23 September 2022   08:18 1284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Sedangkan bentuk kenakalan ketiga adalah yang berdampak pada pihak orang lain, seperti berjudi, pesta miras, penyalahgunaan obat, dan seks bebas.

Terakhir, bentuk kenakalan keempat adalah yang berdampak pada status diri, seperti bolos sekolah dan kabur dari rumah.

Jika dipikir kembali, masih banyak bentuk atau jenis tindakan kriminal remaja yang sudah ditemukan maupun diteliti. Pornografi, penyebaran berita hoax, dan lainnya. Tentunya, setiap permasalahan sosial memiliki faktor penyebabnya tersendiri. Lantas, apa sih yang membuat mereka bertindak demikian?

Faktor pertama berasal dari diri sendiri.

Krisis identitas yang dapat muncul pada diri remaja memengaruhinya melakukan tindakan jahat karena ada perubahan besar yang memberi tekanan hidup. Hal ini dapat membuatnya stres dan melanggar hukum. Kejahatan yang melahirkan faktor ini dapat dilihat dari tindakan labelling.

Sementara itu, remaja yang tidak memiliki kemampuan mengontrol diri juga dapat membuatnya bertindak jahat. Mereka sulit mengelola keinginannya sesuai situasi maupun kondisi. Pencurian menjadi salah satu contoh tindakan akibat faktor ini.

Remaja yang mengidap gangguan mental dapat membuatnya sulit mengendalikan pikiran, emosi, dan perilaku. Sehingga dirinya melakukan tindakan berbahaya berdampak bagi orang lain maupun diri sendiri. Misalnya, pembunuhan.

Adapun juga remaja yang memiliki kondisi medis (buta, tuli, atau cacat pada bagian tubuh) dapat membuatnya bertindak jahat secara sengaja (dipengaruhi kondisi eksternal) maupun tidak sengaja. Misalnya perkelahian.

Faktor kedua berasal dari keluarga. 

Banyak orang tua atau anggota keluarga lainnya yang mendidik remaja dengan kata-kata maupun tindakan buruk. Hal ini merusak statusnya sebagai orang tua karena tidak mengambil langkah yang tepat untuk mendidik anak menjadi baik di masa depan. Sehingga ini dapat memengaruhi pola pikir anak untuk berkelakuan sama buruknya, seperti mem-bully orang lain dengan verbal atau fisik.

Selain itu, orang tua atau anggota keluarga lainnya yang tidak dapat meluangkan waktu untuk anak dapat membuatnya bertindak nakal. Sama juga seperti orang tua yang berlebihan mengekang kebebasan anak dan mengambil haknya. Pada ujungnya, mereka resah dan akan mencari jalan keluar sendiri. Salah satunya adalah dengan bertindak di luar norma maupun aturan berlaku seperti merokok, mengonsumsi minuman keras, hingga menggunakan obat terlarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun