Mohon tunggu...
cahyati muchson
cahyati muchson Mohon Tunggu... Guru - Cahyati penah kuliah di IKIP Malang, dan mengajar di SMKN 1 Kebonsari

Cahyati, teacher, mother, pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Titik Cerah Buat Nayla

25 Maret 2023   13:58 Diperbarui: 25 Maret 2023   15:32 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nayla menduduki  pagar, dok. pribadi

Tahun 2023, Nayla sekolah di TK-A dekat rumah saya. Awal masuk dia sering mengeluh dikelasnya ada hantunya. Dia tidak kerasan di kelas itu. Berjalan 3 bulan dia inginnya pulang cepat yang seharusnya pulang jam 12.00 dia minta pulang jam 10.00. Akibatnya  mulai jam 10.00 sampai bel pulang, Nayla  menangis katanya ingin dipeluk mamanya. Jelas tidak bisa dilakukan mamanya. Karena peraturan di TK-Insan Madani, orang tua tidak diizinkan masuk menunggui anaknya di kelas.

Nayla memiliki sifat sensitive, pemikir dan mudah bosan tetapi Nayla tergolong anak yang perfeksionis, idealis dan cepat tanggap. Sangat disayangkan sifat negatifnya yang cenderung tidak  patuh pada peraturan yang statis. Jika sekali dia bilang tidak suka ya tidak suka. Dia pernah bilang ke mamanya jika dia tidak suka  pulang jam 12.00 dan tidak suka upacara. Akhirnya pada saat dipaksa mematuhi peraturan yang tidak cocok dengan dirinya, meledaklah tangisnya. Kondisi ini belum bisa diatasi oleh orang tuanya maupun  ustadzahnya.

Yang heboh lagi, ketika penerimaan raport semester ganjil  ada catatan bahwa " Nayla anaknya kurang percaya diri dan orang tua harus memberi kebebasan anak dalam mengungkapkan pendapatnya." Bersamaan penerimaan raport, portofolio hasil pekerjaan siswa selama satu semester juga dibagikan ke orang tua. Wow...sungguh mengherankan, hasil  menggambar bebasnya yang terkumpul selama satu semester, hanya berupa gambar horor seperti pocong, kuntilanak, kuburan dan rumah hantu. Memang tidak lazim seperti anak anak lainnya. Pada hal mamanya rajin mengajari menggambar binatang, bunga-bunga, pepohonan dan pemandangan sejenisnya. Mama Nay akhirnya menyampaikan tentang kondisi Nayla yang sesungguhnya. Saran ustadzahnya yaitu agar  Nayla dan orang ke dua orang tuannya dianjurkan rukyah. Tapi saran ustadzahnya  urung dilakukan karena Mama dan Papa nya yakin dengan bertambahnya usia indigo Nayla akan hilang dengan sendirinya.

Sejak Nayla sering melihat hantu di rumah barunya, tidurnya juga malam-malam sekitar jam 01.00-jam 02.00 wib. Papanya yang hobby nonton film horor, mengajaknya nobar. Awalnya Nayla takut takut begitu. Namun sejak usia 4 tahun sudah tidak takut hantu lagi. Karena saking seringnya nonton film hantu yang menyeramkan. Nayla menjadi kebal menjumpai wajah yang serem-serem. Bahkan ketika saya ajak ke nyekar ke makam dia malah ingin bertemu kuntilanak.

Mendasar dari peristiwa yang dialami Nayla saya sejalan dengan pemikiran Haifa C di The Phrase.id , bahwa menonton film horor tidak selamanya berdampak negatif akan tetapi juga memiliki dampak positif :

Kalau dilihat dari artikel yang dilansir di Phrase.id, dampak positif nonton film horor bagi Nayla adalah membantu mengatasi fobia. Sekarang Nayla di usianya yang sudah hampir lima tahun jarang nangis histeris yang disebabkan melihat makhluk serem. Nah, saat ini yang terpenting orang tua dalam menangani anak indigo ini seharusnya disesuaikan dengan kondisi mental anak. Pada umumnya anak-anak indigo memiliki kesulitan dalam mengendalikan emosinya. Pada beberapa anak, hal ini disebabkan karena permasalahan kecemasan, kemungkinan perilaku obsesif, atau kepanikan yang berlebih (panic attack). Penyebab lain muncul karena mereka berusaha keras untuk belajar dan memahami dengan caranya sendiri yang masih tradisional ataupun kebiasaan rutin.

Menurut pandangan Islam, yang harus dilakukan Orangtua terhadap anak indigo, yaitu :

  • Hargai keunikan anak dan hindari kritikan negatif.
  • Jangan pernah mengecilkan anak.
  • Berikan rasa aman, nyaman dan dukungan.
  • Bantu anak untuk berdisiplin.
  • Berikan mereka kebebasan pilihan tentang apapun.  
  • Bebaskan anak memilih bidang kegiatan yang menjadi minatnya, karena pada umumnya mereka tidak ingin jadi pengekor.
  • Menjelaskan sejelas-jelasnya (masuk akal) mengapa suatu instruksi diberikan, karena mereka tidak suka patuh pada hal-hal yang dianggap mengada-ada
  • Jadikan sebagai mitra dalam membesarkan mereka.(https://smanisdaski.wordpress.com/2013/04/16/indigo-menurut-pandangan-islam-apa-ya/ di akses 25 Maret 2023)

Pengalaman ini saya bagi kepada pembaca,  mungkin ada pembaca yang memiliki anak indigo, maka  kita harus memahami mereka dan segera  mencari solusinya agar tidak mengganggu tumbuh kembang mentalnya.

Madiun, 25 Maret 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun