Mohon tunggu...
cahyati muchson
cahyati muchson Mohon Tunggu... Guru - Cahyati penah kuliah di IKIP Malang, dan mengajar di SMKN 1 Kebonsari

Cahyati, teacher, mother, pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Titik Cerah Buat Nayla

25 Maret 2023   13:58 Diperbarui: 25 Maret 2023   15:32 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nayla menduduki  pagar, dok. pribadi

Banyak kegiatan yang dilakukan umat Islam menjelang Ramadhan. Salah satunya ziarah kubur atau lazim disebut "nyekar" ke makam sanak keluarga yang sudah meninggal. Mengenalkan tradisi "nyekar" kepada anak-anak kita sebagai generasi penerus sangat diperlukan. Nyekar bisa menjadi sarana untuk mengenalkan anak-anak kita pada silsilah dari keluarga sebelum dan sesudahnya. Karenanya setiap menjelang Ramadhan,  saya bersama suami dan anak anak selalu melakukan tradisi ini. Special tahun ini (2023), saya ziarah kubur  mengajak putri mantu dan cucu pertama saya Nayla. Biasanya hanya bersama suami dan anak-anakku.

Awalnya saya ragu mengajak Nayla  yang berusia 4 tahun 11 bulan. Khawatir kena sawan atau semacamnya. Namun dugaan saya keliru. Nayla tidak memiliki rasa takut di pemakaman yang biasanya dikenal angker oleh masyarakat. Begitu turun dari mobil, dia melesat lincah berjalan menuju pemakaman tanpa digandeng mamanya. Ketika sudah sampai di antara batu nisan Bapak, ibu, Simbah, Buyut dan kakak, kami menggelar kertas untuk alas duduk. Kami duduk bersila persiapan membaca tahlil. Nayla mengambil posisi duduk disamping saya. Tahlilan dipimpin  suami. Kami melakukannya dengan khusuk. Si kecil Nayla pun mengikuti kekhusukan kami. Dan dia menirukan yang dilafadzkan suami saya. Lebih-lebih saat dibacakan do'a penutup, seraya mengangkat tangannya, lantang mengucapkan aamiin.

Usai tahlilan kami menabur bunga. Tak ketinggalan Nayla ikut menaburkan bunga di pusara simbah-simbah, bulik dan para buyut dan canggah. Yang bikin geli, ketika Nayla menabur bunga di makam ukuran kecil paling pojok, dia bertanya" Uti, ini kuburan anak kecil, ya. Kenapa dia meninggal." saya jawab dengan bahasa sederhana."Dia meninggal karena tidak mau maem". Tujuan saya jawab demikian agar Nayla mau makan. Nayla terdiam. Mikir kali he he he.... Selesai penaburan bunga yang  terakhir tepatnya pukul 16.40. kami segera meninggalkan pemakaman.

Nayla bersama Mamanya dan utinya tabur bunga di pemakaman, dok. pribadi
Nayla bersama Mamanya dan utinya tabur bunga di pemakaman, dok. pribadi

Saat perjalanan pulang, Nayla meyakinkan pada Akungnya. " Kung, apa bener kalau tidak makan bisa meninggal"."Ya bisa dong. Makanya Nay harus makan yang banyak." Jawab Akungnya. "Akung pasti bohong!, aku maunya makan es krim saja" tukas Nayla. Perdebatan pun terjadi dengan akungnya. Endingnya merajuk ingin dibelikan es krim. Dalam suasana santai, Nayla bilang ingin bertemu kuntilanak di makam tadi. Akungnya menjelaskan kuntil anak  dirantai oleh Allah saat bulan Ramadhan. Didasari rasa ingin tahu yang besar Nayla terus ceriwis menanyakan banyak hal tentang hantu.

***

Disadari atau tidak, Nayla adalah anak indigo sejak lahir. Waktu umur beberapa bulan dia sudah bisa melihat makhluk halus. Sering menangis dengan mata terpejam tanpa mengeluarkan air mata. Aksi menangis dimulai menjelang magrib. Hampir  semalam suntuk tidak berhenti. Banyak upaya yang dilakukan untuk menenangkan tangisnya. Mulai dari do'a-do'a dan konsultasi ke dokter sudah dilakukan oleh Ibu besan yang merawatnya. Memang waktu bayi Nay tinggal di Trawas Mojokerto rumah ibu kandung mantu saya. Berhari -- hari terus begitu. Ibu besanku terus menggendong sepanjang malam untuk menenangkan dia.

Saya pun ikut merasakan keresahan ini. Akhirnya saya bicarakan permasalahan Nayla dengan" mbak pintar". Dia  saudara saya sendiri. Umurnya masih belia. Tak kasat mata, dia bisa melihat barang ghaib ( jin, setan dan semacamnya). Menurutnya, di kamar Nayla selalu di datangi hantu perempuan yang suka usil setiap menjelang magrib hingga dini hari. Hantu tersebut berasal dari pohon mangga tetangga depan rumah. Usaha pengusiran hantu perempuan pun di garap jarak jauh oleh saudara saya. Tak ketinggalan resep do'a-do'a menurut islam juga dilakukan. Setiap menjelang magrib mantu saya, bapak ibu besan juga melafadzkan do'a tersebut. Alhmdulillah atas izin Allah aksi tangis di malam hari sudah tidak terdengar lagi.

Sekitar umur 2 tahun Nayla sudah bisa bicara meskipun belum jelas artikulasinya. Dia sering ketakutan di tempat-tempat tertentu. Biasanya dengan menutup mata, sambil tangannya menunjuk sesuatu arah, Nayla  bilang ada ada kakek kakek tua serem. Pastilah mamanya merinding. Mamanya juga pernah cerita ke saya: setiap jam 11 malam sampai jam 01.00, Nayla  setiap hari mengajak main di teras villa tempat tinggal utinya. Disitu dia nyaman bermain sendiri, ngomomg sendiri seperti ada temannya. Asyik dan tampak menikmati. Mama dan ibu besan (uti Nayla)  menjaganya sampai tertidur. Nayla anaknya kritis dan keras jika kemauannya tidak dituruti tangisnya akan meledak ledak. Pernah ada kejadian unik. Nayla sering minta diantar Mamanya di lantai tiga. Jika sudah sampai di sana dia ketawa sendiri seperti ada yang mengajak komunikasi. Saat itu Nayla dan mamanya tinggal serumah dengan orang tuanya. Anak saya tinggal bersama saya di Madiun. Karena  kerjanya di Madiun.

***

Pertengahan April 2020, Nayla bisa berkumpul dengan Papa di rumah barunya. Jaraknya tidak jauh dari rumah saya. Di rumah baru Nayla masih penyesuaian lingkungan. Hampir setiap hari menangis. Berbagai upaya sudah kami lakukan. Dia sering bilang ke papa dan mamanya, dia melihat orang bermata besar dan  berbaju hitam di dapur. Terkadang  Nayla juga melihat orang matanya melotot  di toilet. Pernah suatu malam melihat ada buaya di bawah tempat tidur pada hal papa mamanya tidak melihat apa apa. Setiap kali bepergian ke luar rumah, dia sering mendekap mamanya. Bilangnya dia melihat nenek hitam melintasi jalan. Terkadang melihat pocong juga.

Tahun 2023, Nayla sekolah di TK-A dekat rumah saya. Awal masuk dia sering mengeluh dikelasnya ada hantunya. Dia tidak kerasan di kelas itu. Berjalan 3 bulan dia inginnya pulang cepat yang seharusnya pulang jam 12.00 dia minta pulang jam 10.00. Akibatnya  mulai jam 10.00 sampai bel pulang, Nayla  menangis katanya ingin dipeluk mamanya. Jelas tidak bisa dilakukan mamanya. Karena peraturan di TK-Insan Madani, orang tua tidak diizinkan masuk menunggui anaknya di kelas.

Nayla memiliki sifat sensitive, pemikir dan mudah bosan tetapi Nayla tergolong anak yang perfeksionis, idealis dan cepat tanggap. Sangat disayangkan sifat negatifnya yang cenderung tidak  patuh pada peraturan yang statis. Jika sekali dia bilang tidak suka ya tidak suka. Dia pernah bilang ke mamanya jika dia tidak suka  pulang jam 12.00 dan tidak suka upacara. Akhirnya pada saat dipaksa mematuhi peraturan yang tidak cocok dengan dirinya, meledaklah tangisnya. Kondisi ini belum bisa diatasi oleh orang tuanya maupun  ustadzahnya.

Yang heboh lagi, ketika penerimaan raport semester ganjil  ada catatan bahwa " Nayla anaknya kurang percaya diri dan orang tua harus memberi kebebasan anak dalam mengungkapkan pendapatnya." Bersamaan penerimaan raport, portofolio hasil pekerjaan siswa selama satu semester juga dibagikan ke orang tua. Wow...sungguh mengherankan, hasil  menggambar bebasnya yang terkumpul selama satu semester, hanya berupa gambar horor seperti pocong, kuntilanak, kuburan dan rumah hantu. Memang tidak lazim seperti anak anak lainnya. Pada hal mamanya rajin mengajari menggambar binatang, bunga-bunga, pepohonan dan pemandangan sejenisnya. Mama Nay akhirnya menyampaikan tentang kondisi Nayla yang sesungguhnya. Saran ustadzahnya yaitu agar  Nayla dan orang ke dua orang tuannya dianjurkan rukyah. Tapi saran ustadzahnya  urung dilakukan karena Mama dan Papa nya yakin dengan bertambahnya usia indigo Nayla akan hilang dengan sendirinya.

Sejak Nayla sering melihat hantu di rumah barunya, tidurnya juga malam-malam sekitar jam 01.00-jam 02.00 wib. Papanya yang hobby nonton film horor, mengajaknya nobar. Awalnya Nayla takut takut begitu. Namun sejak usia 4 tahun sudah tidak takut hantu lagi. Karena saking seringnya nonton film hantu yang menyeramkan. Nayla menjadi kebal menjumpai wajah yang serem-serem. Bahkan ketika saya ajak ke nyekar ke makam dia malah ingin bertemu kuntilanak.

Mendasar dari peristiwa yang dialami Nayla saya sejalan dengan pemikiran Haifa C di The Phrase.id , bahwa menonton film horor tidak selamanya berdampak negatif akan tetapi juga memiliki dampak positif :

Kalau dilihat dari artikel yang dilansir di Phrase.id, dampak positif nonton film horor bagi Nayla adalah membantu mengatasi fobia. Sekarang Nayla di usianya yang sudah hampir lima tahun jarang nangis histeris yang disebabkan melihat makhluk serem. Nah, saat ini yang terpenting orang tua dalam menangani anak indigo ini seharusnya disesuaikan dengan kondisi mental anak. Pada umumnya anak-anak indigo memiliki kesulitan dalam mengendalikan emosinya. Pada beberapa anak, hal ini disebabkan karena permasalahan kecemasan, kemungkinan perilaku obsesif, atau kepanikan yang berlebih (panic attack). Penyebab lain muncul karena mereka berusaha keras untuk belajar dan memahami dengan caranya sendiri yang masih tradisional ataupun kebiasaan rutin.

Menurut pandangan Islam, yang harus dilakukan Orangtua terhadap anak indigo, yaitu :

  • Hargai keunikan anak dan hindari kritikan negatif.
  • Jangan pernah mengecilkan anak.
  • Berikan rasa aman, nyaman dan dukungan.
  • Bantu anak untuk berdisiplin.
  • Berikan mereka kebebasan pilihan tentang apapun.  
  • Bebaskan anak memilih bidang kegiatan yang menjadi minatnya, karena pada umumnya mereka tidak ingin jadi pengekor.
  • Menjelaskan sejelas-jelasnya (masuk akal) mengapa suatu instruksi diberikan, karena mereka tidak suka patuh pada hal-hal yang dianggap mengada-ada
  • Jadikan sebagai mitra dalam membesarkan mereka.(https://smanisdaski.wordpress.com/2013/04/16/indigo-menurut-pandangan-islam-apa-ya/ di akses 25 Maret 2023)

Pengalaman ini saya bagi kepada pembaca,  mungkin ada pembaca yang memiliki anak indigo, maka  kita harus memahami mereka dan segera  mencari solusinya agar tidak mengganggu tumbuh kembang mentalnya.

Madiun, 25 Maret 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun