Mohon tunggu...
Cahyana Endra Purnama
Cahyana Endra Purnama Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mendapatkan pendidikan dasar sampai menengah di Yogyakarta, lulus sarjana ekonomi di UGM, melanjutkan program master di Wheaton MI, dan program doktor di Biola University California. Sekarang masih menjadi dosen di PTS di Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Legenda Putrou Neng di Aceh pada Masa Lalu

21 Maret 2024   15:02 Diperbarui: 21 Maret 2024   18:14 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singkat cerita, akhirnya majulah seorang pemuda yang ke-100. Dia adalah seorang syeh yang berasal Gujarat, India. Syeh Hudam, demikianlah namanya, ternyata memang berhasil mempersunting Putrou Neng dan tidak mengalami kematian di malam pertama. Artinya Syeh Hidup tetap bisa hidup terus dan tidak mengalami kematian seperti pada 99 suami semalam yang dulu tergila-gila pada sang pendekar wanita.

Apakah gerangan yang menjadi rahasia manjur dari Syeh Hudam? Rupanya dia telah menyelidiki kasus demi kasus atas semua pemuda yang dulu menikahi Putrou Neng. Dengan menjaga kepala tetap dingin dan nafsu tetap di dada, Syeh Hudam lebih dulu pasang kuping sambil tanam mata-mata untuk menyelidiki cerita rakyat yang tinggal di sekitar puri Sang Janda. Akhirnya ada juga yang berbisik bahwa Putrou Neng memelihara kalajengking di rambut sekitar alat vitalnya.

Pantaslah! Saat itu saja, sudah ada 99 orang pemuda yang terkena sengat pada alat vitalnya dan meninggal. Kemudian, Syeh Hudam yang berkepala dingin dan bisa mengatur siasat, ternyata mempunyai akal cerdik.

Pada saat menjelang di peraduan, ibu-jarinya lebih dulu diberi minyak anti bisa. Pendek cerita, sang kalajengking yang melekat di jempol Syeh Hudam juga tidak dapat melukai, bahkan binatang itulah yang mendapatkan ajalnya. Pada akhirnya, Syeh dari Gujarat ini tetap selamat dan hidup terus. Malam-malam yang aman dan nyaman berada di tangan Syeh Hudam. 

Kabarnya, kalajengking ini adalah binatang piaraan Putrou Neng, agar sewaktu-waktu dia kalah, serta kalau hendak diperkosa, maka lawannya tetap akan meninggal di arena ranjang kenikmatan, biarpun si lawan menang di medan peperangan. Itulah bentuk taktik lain untuk mengalahkan musuh-musuh Kian Khi.  

Anehnya, begitu kalajengking yang dipasangnya telah mati, kehidupan Putrou Neng itu lalu ikut berubah, yaitu menjadi wanita yang sakit-sakitan. Apakah karena memang usia yang sudah tua? Entahlah. Pendek kata, isteri Syeh Hudam akhirnya meninggal tanpa mendapatkan turunan. Kuburannya kini masih ada, seperti tampak dalam foto ini.

Tepatnya, makam itu berada di Blang Lancang, di desa Blang Pulo, di tepi jalan masuk menuju proyek LNG Aroen. Orang di daerah itu mengatakan bahwa bersamanya ada kuburan lain yang turut meramaikan nisan puteri Cina, yaitu para suaminya yang berjumlah 99 orang. Kuburan Syeh Hudam sendiri hingga kini masih ada dan terawat. Namun dia justru tidak dikuburkan di dekat Putrou Neng, tetapi berada di sebuah bukit di Blang Pulo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun