Mohon tunggu...
Muhammad Cahya Candra Saputra
Muhammad Cahya Candra Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 23107030141

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa Tahun Ini Jatuh pada Hari Senin Tanggal 11 Maret 2024

11 Maret 2024   11:40 Diperbarui: 20 Maret 2024   15:39 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa Ramadan jatuh pada 11 Maret 2024, sesuai dengan hasil hisab wujudul hilal yang dilakukan oleh Tim Hisab dan Rukyat. 

Menyambut bulan suci ini, Pemerintah Indonesia juga turut mengambil langkah dengan menetapkan cuti bersama selama satu hari pada tanggal 12 Maret 2024 untuk merayakan Hari Raya Nyepi umat Hindu. Hal ini dilakukan karena awal puasa Ramadhan tahun ini bertepatan dengan Hari Raya Nyepi yang juga merupakan hari libur nasional.

Dengan telah ditetapkannya tanggal dimulainya puasa Ramadhan, Muhammadiyah dan masyarakat Muslim lainnya di Indonesia bersiap memasuki bulan suci dengan penuh harap dan khusyuk. Diperkirakan puasa Ramadhan tahun 2024 akan berlangsung selama 30 hari, dengan Hari Raya Idul Fitri diperkirakan akan jatuh pada tanggal 10 April 2024.

Tidak hanya di Indonesia, sama halnya dengan Arab Saudi yang telah menetapkan awal Ramadan pada 11 Maret 2024, umat Islam di seluruh dunia bersiap-siap untuk memulai puasa. 

Keputusan ini merupakan peristiwa penting yang disambut dengan penuh sukacita oleh umat Islam di seluruh dunia, menandai dimulainya bulan suci yang penuh berkah. 

Dalam semangat persaudaraan sedunia, umat Islam dari berbagai latar belakang budaya dan wilayah akan berkumpul untuk memenuhi kewajiban agama mereka dengan penuh kesadaran dan kekhusyukan.

Berbeda dengan keputusan Muhammadiyah, Pemerintah Indonesia telah menetapkan awal puasa Ramadhan pada hari Selasa, 12 Maret. Terlepas dari adanya perbedaan tanggal dimulainya puasa, keputusan Pemerintah tersebut mencerminkan semangat toleransi dan penghormatan terhadap keberagaman agama dan budaya yang menjadi salah satu pilar bangsa Indonesia.

Dengan demikian, meskipun terdapat perbedaan dalam penetapan awal puasa, baik umat Islam maupun umat beragama lainnya di Indonesia dapat merayakan keberagaman dan saling menghormati satu sama lain dalam semangat persaudaraan dan kerukunan yang memperkokoh kekuatan bangsa.

Puasa Ramadan bukan hanya kewajiban agama, tetapi juga panggilan untuk meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan, kepedulian, dan keadilan dalam masyarakat. Selama bulan suci ini, umat Islam diberi kesempatan untuk merenungkan makna hidup, mengendalikan hawa nafsu, dan meningkatkan kualitas kehidupan rohani. 

Dengan demikian, puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan keberkahan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Melalui kesadaran akan nilai-nilai agama dan kepedulian terhadap keadilan, Muhammadiyah dan masyarakat Muslim di Indonesia menyambut bulan suci Ramadhan dengan penuh sukacita dan kesadaran. Keyakinan ini membawa harapan untuk menjaga kedamaian dan keberkahan di tengah-tengah masyarakat, serta membawa manfaat yang luas bagi seluruh umat.

Dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan, umat Muslim di Indonesia juga memiliki tanggung jawab sosial yang penting. Selain menahan lapar dan haus, bulan suci ini juga menjadi momen untuk meningkatkan kesadaran akan orang-orang yang kurang beruntung di sekitar kita. 

Banyak umat Islam yang menggunakan kesempatan ini untuk melakukan berbagai kegiatan amal, seperti memberikan bantuan makanan kepada orang  yang membutuhkan, menyumbangkan zakat, atau melakukan kegiatan sosial lainnya. 

Dengan berbagi dan peduli terhadap sesama, umat Muslim berharap untuk membawa keberkahan dan kebahagiaan kepada mereka yang membutuhkan, serta memperkuat solidaritas sosial di dalam masyarakat.

Selain itu Ramadan juga menjadi kesempatan bagi umat Muslim untuk mempererat hubungan dengan keluarga dan teman-teman. Bulan suci ini sering diisi dengan berbagai kegiatan sosial dan keagamaan bersama, seperti berbuka puasa bersama di masjid, mengadakan acara doa bersama, atau berkumpul untuk salat tarawih. 

Melalui interaksi yang lebih kuat selama bulan Ramadan, ikatan kekeluargaan dan persaudaraan di antara sesama Muslim dapat diperkuat, menciptakan lingkungan yang lebih hangat dan rukun. 

Selain itu, puasa Ramadan juga merupakan waktu yang tepat untuk memperbaiki hubungan yang retak dan memaafkan kesalahan satu sama lain, sehingga menjadikan bulan suci ini sebagai waktu untuk memperkuat ikatan sosial dan emosional di dalam masyarakat.

Oleh karena itu, awal puasa Ramadan bukan hanya sekadar tanggal dalam kalender, tetapi juga kesempatan untuk memperdalam nilai-nilai agama, membangkitkan kesadaran, dan mempererat hubungan antar umat beragama. 

Dengan semangat persaudaraan dan toleransi, puasa tahun ini diharapkan dapat membawa berkah dan kedamaian bagi seluruh masyarakat Indonesia, dan juga seluruh dunia, sehingga dapat membawa pada keberkahan yang lebih besar bagi seluruh umat manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun