Bangsa Indonesia tengah mendapatkan ujian beruntun pada awal tahun ini. Mulai dari kasus Covid-19 yang belum reda hingga bencana alam di beberapa daerah.
Dua pekan pertama tahun 2021 ditandai dengan melonjaknya kasus Covid-19. Tren warga yang positif pun terus meningkat.
Data Kementerian Kesehatan menunjukan pada Sabtu, 16 Januari 2021, tercatat ada 14.244 kasus baru dengan positive rate 31,35 persen. Ini merupakan rekor tertinggi penambahan kasus baru.
Sementara totalnya kini ada 896.642 kasus Covid-19 di Indonesia, dengan 727.358 sembuh dan 25.767 meninggal. Hal ini mengukuhkan Indonesia menjadi negara dengan kasus corona paling tinggi di Asia Tenggara dan peringkat ketiga di Asia.
Angka tersebut tentu saja mengkhawatirkan kita semua. Karena positive rate Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan dengan standart WHO, yakni di bawah 5 persen. Artinya, virus ini semakin mudah ditemui, serta penyebarannya pun semakin cepat dan luas.
Itulah mengapa Pemerintah menerapkan kebijakan darurat lagi. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dilakukan antara 11-25 Januari 2021 guna mengerem laju penambahan kasus baru.
PPKM ini bisa dikatakan mirip-mirip dengan PSBB, tetapi dengan sedikit akomodasi terhadap sektor usaha masyarakat. Kebijakan ini diharapkan bisa mengurangi mobilitas warga sehingga bisa menurunkan kurva kasus positif Covid-19.
Menariknya, meski PPKM diterapkan se-Jawa Bali ternyata hal itu tak menyurutkan tekad Pertamina untuk terus mencukupi kebutuhan energi dalam negeri.
Perusahaan BUMN Migas ini menjamin pasokan BBM dan LPG tetap aman dan tersalurkan hingga ke pelosok daerah.
Hal ini seperti diungkapkan Pjs. Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah, Marthia Mulia Asri.
