Mohon tunggu...
Dipananta
Dipananta Mohon Tunggu... Buruh - manusia menulis

belajar untuk menulis untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary

Catatan Celah Cahaya: Ketidakpastian

30 Juli 2021   00:30 Diperbarui: 31 Juli 2021   14:31 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Dimana tuhan dalam ketidakpastian hidup kita? Dimana dia saat kita mengalami jalan yang bergelombang, gelap dan entah kemana arahnya. sebaik-baiknya rencana kita dalam kehidupan, selalu masih ada peluang untuk tidak berjalan sesuai harapan. Tak ada kepastian 100 persen dalam hidup ini.

Mengapa tuhan mengizinkan ketidakpastian? Mengapa tidak ia berikan saja kepastian, karena dialah yang mahapasti dalam dunia ini? Mengapa tidak kita berjalan pasti saja agar hidup terasa nikmat? Mengapa tuhan membiarkan kita tidak pasti dalam jalan hidup kita? Kejamkah ia, atau malah mahabaikkah dia?

Kita terlempar dalam dunia yang jauh lebih tidak pasti dibanding tumbuhan atau hewan. Dua mahluk hidup selain manusia itu memiliki kemungkinan hidup dan mati yang jelas dibatasi oleh alam. namun, manusia memiliki bermiliar pilihan untuk hidup dan cara menjalani hidupnya. Tuhan tidak membiarkan kita manusia tumbuh seperti tumbuhan. tidak juga seperti hewan yang pasti memiliki makanan, kebutuhan pokoknya untuk hidup. 

Kita hidup dalam 100 persen ketidakpastian. para pengusaha, bisa kapan saja rugi dan bangkrut. para pegawai bisa kapan saja dipecat. mahasiswa bisa kapan saja diberhentikan dari sekolahnya. Orang miskin bisa kapan saja menjadi kaya. Lantas, mengapa hanya manusia yang memiliki langkah ketidakpastian? Karena hanya kita yang memiliki kesadaran dan kebebasan dalam tuhan. 

Tanyalah pada diri kita, lebih mudah mana untuk lupa pada tuhan saat kita susah atau saat kita berada dalam kenikmatan hidup? Seberapa sering kita mensyukuri hidup ini? Mana hal yang kita syukuri, kesedihan atau kenikmatan? 

Sebaiknya keduanya. Karena kita bukan keledai yang selamanya hanya memakan daun dan tidak belajar memakan daging. atau macan yang tidak pernah belajar menjadi herbivora. 

Kita manusia berkembang dari terciptanya. kita belajar makan hingga memasak. Tanaman dan hewan yang aman, hingga beracun leluhur kita cobai. Kita belajar dari apa yang ada dalam hidup kita, ketidakpastian. Karena akal budi dan kemampuan kita adalah anugerah hidup.

Salam Semangat

----------

Celah-Celah Cahaya adalah inisiatif menuliskan hasil perenungan yang saya alami dalam hidup. Semoga bermanfaat 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun