Mohon tunggu...
Abiyu Rafli Wibowo
Abiyu Rafli Wibowo Mohon Tunggu... Jadilah orang asik tapi jangan asik sendiri

Saya hobi olahraga dan bermain game dan saya membuka jasa joki game, jadi yang mau joki game bisa langsung aja ke saya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Masi Semester 2 di UII, Tapi Sudah Menjadi Juragan Angkringan

13 Juni 2025   14:58 Diperbarui: 13 Juni 2025   14:58 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Original

Teman saya Abel, Mahasiswa Semester 2 UII yang Membuka Angkringan JB (Joglo Bandulan) di Yogyakarta

Baru memasuki semester dua di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Abel sudah berani membuka usaha angkringan yang ia beri nama Angkringan Joglo Bandulan atau lebih dikenal Angkringan JB oleh anak' muda. Berlokasi di Sukoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta, angkringan ini bukan hanya jadi tempat kuliner malam, tapi juga sebagai tempat kumpul teman' dan anak muda lainnya apalagi anak' kampus UII 

Teman saya Abel memulai usahanya setelah lulus dari SMA di Al-Azhar, bukan karena paksaan orangtua, melainkan karena keinginan kuat untuk belajar dan mandiri, dan juga ia membuka angkringan karena dari kecil sudah diajarkan untuk bisa mengelolah usaha yang dimana orang tua abel memiliki banyak usaha. Ia melihat peluang di tengah budaya nongkrong malam masyarakat Yogyakarta terutama anak muda. Angkringan adalah ikon kuliner malam yang murah meriah, dekat dengan masyarakat, dan selalu punya pelanggan setia.

Walaupun ia orang berada dan orang tua memiliki banyak usaha, Ia membuka Angkeingan JB nya dengan uang tabungan nya sendiri.  Dengan modal yang tidak besar dan banyak belajar dari orang tua dan pengusaha-pengusaha di sekitarnya, Abel mulai merancang konsep angkringannya. Ia ingin tempat yang tidak hanya menjual makanan, tapi juga memberi pengalaman nyaman, khas Jogja, dan terjangkau. Maka lahirlah Angkringan Joglo Bandulan, yang mengusung konsep tradisional dengan sentuhan nuansa Joglo

Namun, perjalanan membangun angkringan ini tidak semudah yang dibayangkan.

Membuka usaha dari nol sebagai mahasiswa tentu penuh tantangan. Di awal membuka angkringan, Abel menghadapi banyak hambatan. Mulai dari keterbatasan modal, sulitnya mencari karyawan yang bisa diandalkan, hingga cuaca yang sering tak bersahabat yang membuat angkringannya sepi pengunjung.

"saya pernah hampir duaminggu angkringan sepi, dan hampir nggak ada pelanggan yang datang. Sementara saya sudah belanja bahan, masak, dan menyiapkan semuanya sejak sore. Saat itu sempat terpikir, apa saya salah ambil langkah?" cerita Abel

Tekanan itu sempat membuatnya berpikir untuk berhenti. Sebagai mahasiswa baru, ia juga merasa khawatir usahanya akan mengganggu kuliah. Ia mulai meragukan pilihannya sendiri.

Namun, di titik terendah itu, Abel justru menemukan semangat baru. Ia mulai teringat kembali alasan awal ia membuka angkringan bukan hanya untuk uang, tapi untuk belajar,  berkembang, dan membuktikan bahwa anak muda bisa berkarya. Dukungan dari teman-teman dan keluarga juga jadi bahan bakar semangatnya.

"Waktu saya cerita ke teman, mereka bilang, 'Kamu hebat udah mulai dari sekarang. Jangan nyerah.' Itu yang bikin saya bangkit lagi," kata abel

Seiring waktu, Abel mulai belajar menata jadwal antara kuliah dan bisnis. Ia mengatur jam operasional angkringan agar tidak bentrok dengan jadwal kelas, dan mempercayakan beberapa bagian pekerjaan kepada orang kepercayaan. Malam hari, jika tidak ada tugas kuliah mendesak, ia tetap turun langsung mengelola angkringannya sendiri.

"Capek sih, tapi justru dari sini saya belajar tanggung jawab dan manajemen waktu. Kuliah tetap nomor satu, tapi usaha ini juga penting buat masa depan saya," katanya.

Angkringan Joglo Bandulan menawarkan menu-menu khas angkringan seperti nasi kucing, sate usus, sate telur puyuh, gorengan, dan minuman tradisional seperti wedang jahe dan teh poci. Meski sederhana, rasa dan penyajiannya tetap diperhatikan agar pengunjung merasa puas.

Dengan konsep Joglo dan suasana yang hangat, angkringan ini cepat menarik perhatian pelanggan khusunya anak muda. Banyak yang datang bukan hanya untuk makan, tapi juga untuk berkumpul, berdiskusi, atau sekadar melepas penat setelah beraktivitas seharian.

Abel memanfaatkan teman-temannya dan media sosial, terutama Instagram dan TikTok, sebagai alat promosi. Ia rutin memposting foto makanan, testimoni pelanggan, dan cuplikan suasana angkringan yang menarik perhatian anak muda Jogja.

"Promosi itu penting. Tapi yang lebih penting adalah menjaga kualitas makanan dan pelayanan. Kalau pelanggan puas, mereka akan datang lagi dan bawa teman," katanya.

Bagi Abel, apa yang ia jalani bukanlah sekadar kisah sukses kecil. Ia berharap pengalamannya bisa jadi inspirasi, bukan hanya untuk mahasiswa lain, tapi juga untuk siapa pun yang sedang merintis usaha.

Untuk para mahasiswa, Abel berpesan agar jangan takut mencoba. Masa muda adalah waktu terbaik untuk belajar dari kegagalan dan bangkit kembali. Jangan tunggu semuanya sempurna baru mulai. Mulailah dari apa yang ada.

Sementara bagi para perintis usaha, baik yang baru memulai atau sedang dalam masa sulit, Abel menyampaikan satu hal penting proses tidak akan mengkhianati hasil.

"Awalnya saya juga takut gagal. Tapi setelah dijalani, ternyata semua bisa dipelajari. Jangan tunggu sempurna dulu untuk mulai. Mulai dulu, nanti sambil jalan kita belajar," pesannya.

Kisah Abel dan Angkringan Joglo Bandulan adalah bukti bahwa semangat, keberanian, dan ketekunan bisa membawa perubahan. Di usia yang masih sangat muda, Abel memilih untuk tidak hanya menjadi mahasiswa yang belajar di kelas, tapi juga yang belajar langsung dari lapangan kehidupan.

Dari sebuah angkringan kecil di sudut Yogyakarta, Abel sedang merintis mimpi besarnya bukan hanya soal bisnis, tapi tentang menjadi pribadi yang mandiri dan bermanfaat.

 

 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun