Berbagi, Kopi Lokal 1001 Bengkulu Ternyata  Disukai Masyarakat  Luar  Bengkulu   ?
Bismillah
Ketika  menghadiri  reuni angkatan  almamater  tahun yang lalu di bilangan Kota Hujan Bogor Jawa Barat, saya membawa beberapa bungkus kemasan kopi bubuk asli lokal Bengkulu.
Saya sengaja membawa oleh-oleh berupa bubuk kopi, mengingat teman-teman kuliah yang berasal dari berbagai daerah di tanah air beberapa dekade yang  silam rerata pengopi.
Tetapi kopi yang kami seruput dimasa itu di kenal dengan sebutan kopi " jitu ", Â yang berupa singkatan dari siji-pitu, artinya bahan bakunya berasal dari satu biji kopi dan tujuh biji jagung.
Namun demikian, karena tidak ada alternatif tetap saja enak dirasakan dan sekaligus dapat dijadikan ' obat ' penghilang rasa ngantuk disaat mengikuti perkuliahan  dan pereda  pusing kepala.
Memori indah inilah yang mendorong saya untuk membawa oleh-oleh berupa bubuk kopi untuk dibagikan kepada teman-teman seperjuangan, meski jumlahnya tidak banyak, tetapi cukup untuk mewakili daerah asal mereka.
Tatkala saya bagikan kepada beberapa teman secara sembunyi-sembunyi, nampak mereka sumringah, tanda gembira dengan oleh-oleh dari saya dan diantaranya ada teman Ibu-ibu, yang sudah bergelar nenek-nenek.
Acara reuni yang terasa singkat itu usai, kami berpisah, kembali ke daerah masing-masing dan beberapa hari kemudian, melalui whatsapp grup yang memang sudah lama dibuat, banyak yang mengirim chat pesan singkat memuji keunggulan kopi Bengkulu.
Bahkan ada yang konten chatnya berbunyi  " sayang ya cuma sedikit, coba  kalau agak banyakan dapat lumayan lama menikmatinya ' dan banyak lagi komentar senada dengan itu.