Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Amartha dan Dua Perempuan Hebat UMKM Desa

29 Juli 2025   13:48 Diperbarui: 29 Juli 2025   13:48 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kolase ibu Lina memegang produk Master Lemon dan ibu Sherly memegang produk rajut (18/07/25) | Dok. Pribadi/Bustanol Arifin 

Kabut tipis masih menggantung ketika mentari pagi mulai memancar lembut di ufuk timur. Di balik dinginnya udara pegunungan, kami melangkah bersama memulai perjalanan menuju dua desa yang menyimpan kisah inspiratif, perjuangan dua perempuan penggerak ekonomi lokal melalui UMKM mereka.

Dari titik keberangkatan, Cihampelas, kami menempuh waktu sekitar dua jam menuju desa yang terletak di kaki gunung Tangkuban Perahu, tepatnya di desa Cikahuripan dan Cikole, Lembang, Jawa Barat. Udara sejuk menyapa lembut di sepanjang jalan berkelok dengan suguhan hamparan kebun, rumah-rumah sederhana milik warga dan suasana tenang khas desa.

Siapa sangka, dibalik kesejukan, keindahan, keramahan serta kesederhanaan dua desa ini ada sosok perempuan-perempuan tangguh yang kami temui, mereka adalah penggerak ekonomi lokal yang berhasil mewujudkan kemandirian ekonomi keluarga serta menghadirkan lapangan kerja bagi puluhan warga lainnya.

Ini bukan sekadar perjalanan atau kunjungan biasa, kami berkesempatan mewawancarai dan menyaksikan langsung dua perempuan luar biasa, ibu Lina dan ibu Sherly, yang menjadi bukti nyata bahwa pemberdayaan ekonomi perempuan desa mampu mengubah kondisi keluarga sekaligus masyarakat di sekitarnya.

Mereka bercerita bagaimana memulai usaha dari nol hingga tumbuh berkembang seperti saat sekarang ini. Perempuan sekaligus ibu rumah tangga yang harus ikut menopang ekonomi keluarga demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tanpa modal berkecukupan, pengetahuan, relasi serta pengalaman memadai tentang bagaimana memulai sebuah usaha.

Hanya bermodal tekad yang kuat serta semangat menghidupi ekonomi keluarga, jalan keluar dan peluang itu akhirnya terbuka lebar untuk mereka. Dari yang awalnya coba-coba akhirnya bisa memproduksi ratusan hingga ribuan produk dengan omset puluhan juta setiap bulannya sekaligus memberdayakan puluhan perempuan lainnya.

Ibu Lina, Master Lemon dari Desa Cikahuripan

 

Foto rumah produksi Master Lemon ibu Lina, Lembang, Jawa Barat (18/07/25) | Dok. Pribadi/Bustanol Arifin
Foto rumah produksi Master Lemon ibu Lina, Lembang, Jawa Barat (18/07/25) | Dok. Pribadi/Bustanol Arifin

Langkah pertama membawa kami ke rumah ibu Lina, pembuat minuman sari lemon dengan merek "Master Lemon" di Desa Cikahuripan, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Kami tiba di rumah produksi sekitar pukul sembilan pagi yang disambut hangat langsung oleh tuan rumah, ibu Lina dan keluarga.

Di halaman depan rumahnya sudah tersedia tumpukan buah lemon segar warna kuning serta hijau, berikut alat produksi berupa blender, pemeras buah, sealer plastik, botol dan beberapa varian produk yang sudah siap minum. Adapun di ruang tamunya, tempat ibu Lina menerima kami dan berdiskusi terdapat beberapa tempat penyimpanan berupa alat pendingin.

Ibu Lina bercerita bahwa usaha minuman sari lemon ini dimulainya sejak beberapa tahun lalu, tepatnya tahun 2016. Ketika itu, berawal dari kebun lemon yang ditanam oleh suaminya tetapi banyak hasil panen terbuang sebab tidak terserap oleh pasar, dan pada saat bersamaan ia dan keluarga sedang mengalami kesulitan ekonomi.

Kemudian ia mencoba mengolahnya menjadi minuman siap saji dengan racikan bahan sendiri. Awalnya hanya membuat beberapa produk saja dan dijual di warung-warung terdekat. Namun ternyata dapat respons positif dari pembeli dan permintaan pasar terus bertambah hingga ia terus konsisten memproduksi.

Walaupun begitu, jalannya tidak langsung mulus. Tantangan terbesarnya adalah permodalan, terutama untuk membeli alat produksi dan akses penjualan ke pasar. Di sinilah Amartha hadir, menawarkan bantuan pinjaman modal dengan nominal yang masih mampu dijangkau ibu Lina sehingga dari modal pinjaman ini ia putar dengan cara membeli seperangkat alat produksi.

Kini, usaha ibu Lina ini sudah bisa memproduksi 600 sampai 2000 botol per hari dengan omzet 3-5 juta per hari. Tak hanya itu, produk dengan nama "Master Lemon" ini juga sudah memiliki izin edar dari BPOM, bersertifikat halal dari BPJPH, kemasan dan varian produknya bertambah. Mempunyai 6 orang karyawan dengan jaringan pemasaran seluruh wilayah dalam negeri.

Ibu Sherly, Perajut Muda dari Desa Cikole

Foto ibu Sherly dengan produk rajutannya di rumah produksi, Cikole, Lembang (18/07/25) | Dok. Pribadi/Bustanol Arifin
Foto ibu Sherly dengan produk rajutannya di rumah produksi, Cikole, Lembang (18/07/25) | Dok. Pribadi/Bustanol Arifin

Dari Desa Cikahuripan kami bergeser ke Desa Cikole, menyambangi rumah dan menemui sosok perempuan inspiratif bernama Ibu Sherly Novita, seorang perajut muda tapi sangat ulung, juga sudah berhasil memberdayakan belasan perempuan di sekitarnya melalui keahlian tangan kreatif yang dimilikinya.

Di ruang tamu rumahnya yang juga berfungsi sebagai tempat ia menghasilkan produk-produk rajutannya kami diterima dengan senyum sumringah penuh optimisme. Di tengah ruangan itu juga terlihat tumpukan produk rajutan dengan beragam variasi, berikut benang rajut lengkap dengan jarum yang digunakan Sherly dan tim sehari-hari.

Sherly memulai usaha rajut dari hobi semasa remaja karena memang lingkungan di sana rata-rata adalah perajut. Awalnya hanya untuk dipakai sendiri dan belum ada bayangan menjualnya ke pasar, namun karena tuntutan ekonomi keluarga dan beberapa orang tertarik dengan hasil rajutannya, ia kemudian memutuskan menjadikan keterampilan merajutnya sebagai usaha.

Dengan modal awal lima juta, Ibu Sherly memulai usahanya. Ia gunakan uang tersebut untuk membeli bahan berupa benang dan memulai merajut benang warna-warni menjadi dompet, tas, topi hingga tank top perempuan. Ia sendirian di rumah, dan dibantu suami di malam hari untuk proses finishing (penyempurnaan).

Kendalanya sama dengan ibu Lina atau bahkan para UMKM pada umumnya, modal usaha yang terbatas. Ketika hendak menambah jumlah produksi, Ibu Sherly Novita kesulitan biaya untuk membeli bahan baku berupa benang dan lainnya. Pada titik inilah, Amartha kembali jadi solusi, merajut harapannya sebagai perajut.

Tepatnya, pada tahun 2024, ia bertemu dengan tim Amartha dan mengajukan pinjaman untuk modal usahanya. Baginya, Amartha adalah pembawa harapan yang selama ini dinanti-nanti olehnya dan para perempuan desa lainnya. Dan benar saja, kini usaha rajut Ibu Sherly tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga terus berkembang dan maju.

Dari seorang, kini menjadi 10 karyawan freelance. Mampu memproduksi 120 jenis produk per hari, dari dua toko jadi empat toko sebagai reseller dengan omzet Rp 6-7 juta per bulan, bahkan pada momen tertentu semisal lebaran dan liburan sekolah, omzetnya bisa mencapai Rp 13 juta .

Peran Amartha: Modal, Pendampingan, dan Harapan

Pengalamannya selama 15 tahun melayani masyarakat bawah khususnya perempuan di desa-desa dengan penyaluran modal usaha mencapai 35 triliun kepada 3,3 juta para UMKM yang tersebar di lebih 50.000 desa di seluruh Indonesia, menunjukkan Amartha merupakan rumah investasi yang aman, tempat memperoleh modal usaha bagi para UMKM perempuan.

Melalui pendekatan pendanaan berdampak, Amartha menghubungkan para investor dengan pengusaha UMKM perempuan desa yang menjadi pilar ekonomi keluarga serta memiliki potensi besar namun lemah secara finansial. Membuka luas akses layanan keuangan bagi mereka yang selama ini tak tersentuh lembaga formal.

Amartha merupakan jembatan bagi siapa pun yang hendak berkontribusi langsung dalam mengangkat ekonomi perempuan desa Indonesia. Salah satu fitur unggulan yang kini tersedia adalah Celengan Amartha dalam aplikasi AmarthaFin, wadah investasi mikro yang bisa dimulai dari nominal kecil. Cocok bagi siapa saja yang ingin mencoba merasakan manfaat investasi nyata.

Coba Celengan Amartha di sini: https://amartha.com/individu/celengan/ dan atau bisa unduh aplikasinya melalui link ini: https://amarthafin.go.link/9deGY. Setiap dana yang diinvestasikan bukan hanya mendatangkan keuntungan, tapi juga menumbuhkan harapan baru di desa-desa seperti Cikahuripan dan Cikole. Ini adalah investasi Celengan Amartha yang bukan hanya cuan, tapi juga berdampak.

Bergerak Bersama, Dukung UMKM Perempuan

Perempuan desa bukan sekadar tulang punggung keluarga, tetapi juga pilar ekonomi bangsa. Mereka garda terdepan dalam mewujudkan kemandirian ekonomi nasional sekaligus penentu masa depan ekonomi Indonesia saat ini dan nanti. Indikator kemajuan serta kesejahteraan masyarakat secara umum.

Perhatian melalui kebijakan khusus tentang ekonomi perempuan, terutama perempuan desa perlu menjadi agenda penting bagi seluruh elemen bangsa, khususnya pemerintah mulai dari tingkat pusat hingga daerah. Menguatkan kemandirian ekonomi perempuan desa dengan cara memberi akses permodalan supaya tumbuh menjadi penggerak ekonomi, pencipta lapangan kerja dan pendorong perubahan pada arah kemajuan para perempuan Indonesia.

Perempuan, desa dan UMKM merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Dua cerita inspiratif ini hanya secuil dari ribuan atau bahkan jutaan kisah para perempuan tangguh yang berjuang membangun ekonomi keluarga dari desa. Mereka tidak butuh belas kasihan, tetapi butuh kesempatan dan dukungan nyata dari kita semua.

Mari kita dukung para UMKM perempuan dengan cara-cara sederhana. Membeli produk mereka, menyebarkan kisah inspiratifnya atau berinvestasi melalui platform seperti Amartha yang memberikan akses permodalan bagi para UMKM di desa. Sebab, ketika satu perempuan desa maju, otomatis satu keluarga ikut sejahtera. Dan ketika banyak perempuan desa bangkit, Indonesia pun bergerak menuju keadilan ekonomi yang lebih merata.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun