Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Terminologi Asing dalam Debat Cawapres

24 Januari 2024   08:39 Diperbarui: 26 Januari 2024   07:00 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampilan cawapres dalam debat terakhir di JCC, Jakarta pada (21/1/2024). (kompas.id/Rony Aryanto Nugroho)

Menyikapi hal ini tentu hanya tugas satu orang, seluruh komponen bangsa harus bersatu padu melawan penjajahan gaya baru. Terutama kalangan elit yang isinya adalah orang-orang hebat, berpendidikan tinggi, punya jabatan, terkenal, berpengaruh dan punya kekayaan. Capres dan cawapres masuk jajaran elit, sehingga perlu memberikan contoh kepada semua.

Pihak berwenang dalam hal ini pemerintah perlu mengeluarkan aturan secara jelas mengenai penggunaan istilah asing ini, jikapun tidak bisa dihilangkan, paling tidak dibatasi. 

Buat undang-undang untuk mengatur ini semua, mulai dari tempat perbelanjaan, perumahan, apartemen, rumah makan, pendidikan, rumah sakit dan lain sebagainya.

Termasuk juga pada debat capres berikutnya, penyelenggara pemilu (KPU) perlu memberikan aturan yang jelas terkait penggunaan istilah asing bagi peserta debat. Bila perlu dilarang keras menggunakan frasa, peribahasa, nama, istilah asing selama debat berlangsung. Hal ini sebagai bentuk pendidikan kepada masyarakat juga komitmen nasionalisme kita.

Saya khawatir, bila penggunaan nama, frasa, terminologi, serta kalimat asing semakin banyak dan masif dilakukan, suatu saat kita akan menjadi bangsa yang punah, atau paling tidak jadi bangsa linglung karena bengong dan merasa terasing di negeri sendiri.

Butuh kesadaran sekaligus komitmen bersama untuk memelihara bahasa nasional, kearifan lokal sebagai sebuah identitas bangsa dan negara. Kita harus menjadi bangsa merdeka dan berdaulat dengan cara tidak meniru sekaligus menggunakan budaya atau istilah asing.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun