Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Paser Baroe, Malioboronya Jakarta

24 November 2014   21:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:58 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ayo mundur, engkelnya biar muat dilewati engkel..." teriak salah satu satpol pp.

[caption id="attachment_337316" align="aligncenter" width="600" caption="engkel, mereka menyebut truk dinas satpol pp ini"]

1416812075913416798
1416812075913416798
[/caption]

Saya kebingungan dengan istilah engkel, jenis apaan itu? karena saya sering menggunakan istilah engkel untu jahitan, jahitan engkel yang artinya jahitan tungggal.

Namun penasaran saya itu segera mendapatkan jawaban, setelah ada truk dinas milik satpol pp lewat, benar saja truk tersebut beroda belakang tunggal  tidak seperti truk truk yang biasanya beroda doble disisi kanan-kirinya.

Pinter juga para satpol pp Jakarta menghalau pedagang agar tidak berjualan di jalan, dengan melewatkan kendaraan dinasnya pedagang mundur.

[caption id="attachment_337317" align="aligncenter" width="600" caption="begitu satpol pp selesai melewatinya, mereka menarik dan menata lapak dagannganya kembali ke tengah"]

1416812135183616039
1416812135183616039
[/caption]


[caption id="attachment_337320" align="aligncenter" width="600" caption="tenda-tenda dari terpal mereka bentangkan kembali ke tengah setelah mobil satpol pp lewat"]

1416812560660227615
1416812560660227615
[/caption]

[caption id="attachment_337321" align="aligncenter" width="600" caption="pedagang dan petugas satpol pp akrab saling rokok-an bersama, seperti tidak pernah terjadi ada apa-apa"]

14168126951203917463
14168126951203917463
[/caption]

Namun cerita tidak berhenti sampai disitu, begitu kendaraan lewat para pedagang langsung menarik kembali lapak dagannganya ke tengah, meski para petugas sapol pp berada disamping mereka. Dan petugas satpol pp tersebut uga tidak marah dengan keadaan tersebut, bahkan diantaranya asyik ngobrol dengan pedagang, dan salah satu diantaranya asyik menghisap rokok dengan pedagang di trotoar.

Hal tersebut saya konfirmasi pada salah satu pedagang yang lapaknya dilewati mobil satpol pp, "Kok ndak marah bu... lapak ibu ditarik lagi ketengah jalan?"

"Iya mas, itu hanya upacara rutin tiap hari, seremonil, kan kita-kita iurang 300 ribu tiap bulannya pada petugas keamanan...." jawab ibu pedagang tersebut sambil merapikan dagannganya di lapak yang barus dia kembalikan ke tengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun