Mohon tunggu...
BunnAish
BunnAish Mohon Tunggu... -

Dreamer, writer wanna be, good mother wanna be.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Masa Muda yang Tak Muda: Chapter 15

2 Mei 2019   17:04 Diperbarui: 2 Mei 2019   17:24 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

          "Aku tidak perlu berbicara panjang lebar, aku sama sekali tidak suka dengan permainanmu kemarin, jika kamu ingin membuat kenangan wisudamu tidak mudah di lupakan oleh kamu dan teman-temanmu, seharusnya kamu tidak melibatkanku dalam permainan omong kosong itu, apa hebatnya menyatakan cinta di depan banyak orang yang bahkan kita tidak pernah bertemu sebelumnya?? aku tahu nama kamupun tidak, aku sama sekali tidak tahu dari mana kamu muncul, aku benar-benar terganggu dengan semua akibat dari kejadian kemarin, apa kamu tahu? semua orang di kelasku membicarakan kejadian kemarin, dengan tawa dan juga sinis terhadapku, awalnya aku tidak terlalu pusing dengan tanggapan mereka karena aku juga tidak bergaul dengan mereka, tapi kamu juga telah benar-benar melukai harga diriku, seakan-akan kita saling kenal dan dekat, sehingga kamu berani menyatakan semua itu kepadaku, ini terakhir kita berbicara dan bertatap muka, menjauh dariku! Aaaah,,,, tidak !!! bahkan selama ini kita tidak pernah dekat, kembali seperti sebelumnya!! jangan pernah menyapaku meskipun kamu melihatku ataupun sebaliknya, aku akan menganggap kita tidak saling kenal dan tidak terjadi apa-apa. Tapi tolong kamu buat pernyataan di group chat sekolah kita, agar semuanya mereda dan tidak jadi perbincangan antara mereka, meskipun kita semua sudah lulus dan tidak akan saling bertemu lagi, tapi aku tidak mau mereka mengingatku karena kejadian di wisuda kemarin, Itu terlalu memalukan, aku juga tidak suka kalau aku menjadi bahan tertawaan mereka, aku bahkan tidak pernah berhubungan dengan mereka. Aku memohon soal itu kepadamu, agar semuanya kembali seperti semula dan kita berpisah disini. Sudah".

Kinan menutup kata-katanya yang panjang itu, meskipun ia mengatakan tidak akan berbicara oanjang lebar, namun karena amarahnya terus meluap, ia tidak lagi bisa menahan semua kata-kata yang ingin ia ucapkan pada Adam.

Adam menatap Kinan dengan sangat dalam, Adam semakin terpukau dengan gadis kecil dihadapannya saat itu, karena semua yang banyak orang bicarakan tentangnya, Kinan Si Gadis yang sombong, gadis pemarah, gadis angkuh, itu semua memang benar, dan entah mengapa jantung Adam semakin berdetak kencang dan membuatnya ingin memeluk Kinan saat itu juga.

Luapan rasa cinta yang kadang tidak bisa terkendali, melihat Kinan marah dan bicara langsung padanya, membuat gadis yang ada di hadapannya itu terlihat sangat menggemaskan bagi adam, alih-alih membuat dia sadar akan kesalahannya, kemarahan Kinan malah membuat Adam semakin jatuh hati padanya.

Ia berusaha menahan perasaannya, karena pasti kinan akan semakin benci padanya jika nekat memeluknya saat itu.

Kinan sangat terlihat seperti gadis yang membutuhkan perhatian, membutuhkan seseorang untuk selalu berada di sampingnya.


Cara Kinan menghindari semua orang selama ini, terlihat oleh mata Adam bahwa Kinan sebenarnya membutuhkan satu orang saja, setidaknya yang mampu mendengarkannya, seperti yang terjadi saat itu.

Adam mendengarkan semua amarah Kinan, yang mungkin semua orang di dunia ini belum pernah di marahi Olehnya, karena Kinan tidak pernah memiliki kesempatan untuk meluapkan emosinya, karena Ia selalu menghindari konflik dengan semua orang dan terus menjauh dari jangkauan siapapun.

          "Yakin kamu sudah puas melampiaskan amarah kamu? aku masih disini, kamu bisa terus memarahi aku sepuasnya, sampai kamu tidak lagi memiliki kemarahan padaku setelah ini, karena kamu tahu? aku tidak ingin menjadi musuhmu, untuk selanjutnya, aku ingin antara Kinan dan Adam hanya ada rasa cinta".

Adam menunjuk hidung Kinan dan tersenyum manis, menutup kata-katanya sambil terus menatap jauh ke dalam mata Kinan, yang semakin lama ternyata membuat Kinan tidak bisa berkata-kata.

Jauh dalam hati Kinan marah, saat Adam mengatakan soal cinta antara mereka, bisa-bisanya Adam mengatakan soal itu saat situasi mereka sangat tidak memungkinkan untuk membahas hal yang sama sekali tidak  pernah Kinan pikirkan sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun