Mohon tunggu...
BungRam
BungRam Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati pendidikan, konsultan program pendidikan

Book lover, free traveller, school program consultant, love child and prefer to take care for others

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Disiplin Tanpa Hukuman, Sekolah Bebas Bullying

16 Januari 2020   05:49 Diperbarui: 16 Januari 2020   06:22 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam disiplin positif tidak ada hukuman, mengapa? Berdasarkan penelitian, hukuman adalah hal yang paling tidak menlahirkan hasil yang positif dari perubahan perilaku anak. Malah justru menimbulkan perasaan frustasi, sakit, dan dendam.

Anak yang terpaksa atau sengaja melakukan pelanggaran belum tentu memahami, bahwa apa yang dilakukannya adalah sebuah laku negatif, dan ia tidak tahu bahwa perolaku negatif, dan perilaku tidak terpuji akan memberikan dampak negatif, baik untuk dirinya ataupun orang lain karena perbuatannya.

Oleh karena itu, komunikasikan dengan jelas, bahwa perilaku buruk atau negatif, hanya akan berdampak negatif juga kelak.

Banyak orangtua atau guru beranggapan, hukuman menjadikan anak mudah diatasi atau dibawah kontrol mereka. Namun sesungguhnya untuk jangka panjang, mereka justru menciptakan ruang yang semakin besar terhadap hilangnya kontrol yang bersifat eksternal tersebut. Karena sesungguhnya kontrol diri anak yang paling kuat dan menetap jangka panjang adalah yang bersifat internal.

Karena anak sudah mengerti dan mampu mengevaluasi dirinya sendiri untuk memperbaiki perilakunya di masa mendatang.

c.  Ingat bahwa semua "kelakuan buruk" adalah bagian dari  ekspresi - betapapun kekeliruannya, dari hal yang bukan semestinya.


Itu beralasan, bisa jadi kita berpikir  itu tidak bagus. Perilakunya buruk? Dia pasti merasa sedih di dalam dirinya. Atau dia  sedang membutuhkan  banyak waktu untuk tidur, lebih banyak komunikasi dengan Anda, lebih banyak waktu istirahat, lebih banyak kesempatan untuk menangis dan melepaskan emosi-emosi yang membuat  kesal atau depresi? Oleh karena itu, penuhi  kebutuhannya  yang menyebabkan perilaku, maka kita dapat mengatasi perilaku buruknya.

Betapa banyak orang dewasa tidak memahami penyebab perilaku buruk yang timbul, karena ia tidak memahami kebutuhan yang sesungguhnya dari anak. Alih-alih orang dewasa memenuhi kebutuhan anak, malah menambah rasa sakit sementara kebutuhannya tidak terpenuhi.

d.  Ajari anak untuk memperbaiki kesalahan

Seorang murid tanpa sengaja memecahkan vas bunga di meja guru, bagaimana sikap guru pada saat itu?

Guru bisa memilih, ia akan memarahi anak, membentak, menyalahkannya karena keteledorannya yang mengakibatkan vas bunga jatuh dan pecah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun