Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kisah Transpuan Pertama di Jagat Sepak Bola Wanita

18 Oktober 2022   05:05 Diperbarui: 18 Oktober 2022   05:04 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Martine Delaney. FOTO: Peter Mathew/news.com.au

Debut Delaney sebagai "pesepak bola wanita" terhitung sukses. Dua bulan pertama membela Clarence United, dia mencetak enam gol. Sedikit banyak sumbangsihnya tersebut membantu mengerek posisi klub beranjak naik ke posisi tiga klasemen.

Namun masalah muncul beberapa saat kemudian. Sebagian pemain lawan mengenali Martine Delaney sebagai Martin Delaney yang dulu bermain di liga pria.

Protes pun lantas bermunculan ke Soccer Tasmania, otoritas sepakbola salah satu negara bagian Australia itu. Salah satu pihak yang melancarkan protes adalah klub South Hobart.

South Hobart pantas tidak terima dengan kehadiran Delaney di kompetisi wanita. Klub ini pernah dipermalukan 1-6 oleh Clarence United. Dalam pertandingan itu Delaney menyumbangkan dua gol dan dua assist.

Protes tersebut segera ditanggapi oleh Soccer Tasmania. Chief Executive (waktu itu) Martin Shaw menyatakan bahwa status Delaney di kompetisi wanita adalah sah secara hukum.

Ingat, Delaney telah melakukan operasi ganti kelamin dan statusnya sebagai perempuan pun dilegalkan oleh pengadilan. Namun demikian Soccer Tasmania telah terlebih dahulu berdiskusi dengan federasi sepak bola Australia (dulu FFA).

Shaw juga menegaskan bahwa FFA tidak punya aturan khusus mengenai waria. Namun jika mengacu pada aturan Komisi Olahraga Australia, seorang transpuan boleh berkompetisi di kelompok wanita. Bahkan hingga di ajang Olimpiade sekalipun.

Berdasarkan aturan itulah FFA memberi rekomendasi pada Soccer Tasmania untuk mengizinkan Delaney bermain di liga wanita bersama Clarence United. Shaw menekankan, melarang Delaney bermain di liga wanita bertentangan dengan sikap anti diskriminasi.

Biarpun tidak menyalahi aturan, kehadiran Delaney di liga wanita tetap saja menuai perdebatan. Selain South Hobart, sedikitnya ada dua klub wanita lain yang juga menyatakan keberatan atas partisipasi transpuan tersebut.

Dasar protes tersebut, mereka beranggapan secara genetik Delaney tetaplah seorang pria. Karena itu Delaney mempunyai fisik lebih kuat dibandingkan lawan-lawannya yang wanita. Tak heran jika di usianya yang hampir berkepala lima dia tetap tampil dominan.

Delaney tentu saja menampik anggapan itu. Dia menegaskan bahwa dirinya sama sekali tidak mempunyai keunggulan dan juga keuntungan secara fisik dibanding pemain wanita lainnya. Katanya, beberapa wanita yang pernah berhadapan dengannya justru memiliki otot lebih besar darinya.

Banjir Dukungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun