Mohon tunggu...
Drh. Chaidir, MM
Drh. Chaidir, MM Mohon Tunggu... profesional -

JABATAN TERAKHIR, Ketua DPRD Provinsi Riau Periode 1999-2004 dan Periode 2004-2008, Pembina Yayasan Taman Nasional Tesso Nillo 2007 s/d Sekarang, Pembina Politeknik Chevron Riau 2010 s/d sekarang, Ketua Dewan Pakar DPD Partai Demokrat,Riau 2009 s/d 2010, Wakil Ketua II DPD Partai Demokrat Riau 2010 s/d 2015, Anggota DPRD Tk I Riau 1992 s/d 1997, Wakil Sekretaris Fraksi Karya Pembangunan DPRD Tk I Riau 1993 s/d 1998, Ketua Komisi D DPRD Tk. I Riau 1995 s/d 1999, Ketua DPRD Provinsi Riau 1999 s/d 2004, Ketua DPRD Provinsi Riau 2004 s/d 2008, Wakil Ketua Asosiasi Pimpinan DPRD Provinsi se-Indonesia 2001 s/d 2004, Koordinator Badan Kerjasama DPRD Provinsi se-Indonesia Wilayah Sumatera 2004 s/d 2008, Pemimpin Umum Tabloid Serantau 1999 s/d 2000, Pemimpin Umum Tabloid Mentari 2001 s/d 2007, Anggota Badan Perwakilan Anggota (BPA Pusat)AJB Bumiputera 1912 2006 s/d 2011, Ketua Harian BPA AJB Bumiputera 1912 (Pusat)2010 s/d 2011, Dosen Luar Biasa FISIPOL Jurusan Ilmu Pemerintahan UIR Pekanbaru 2009 s/d sekarang, Dosen Luar Biasa FISIPOL Jur Ilmu Komunikasi Univ Riau Pekanbaru 2009 s/d sekarang, Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi DWIPA Wacana 2011

Selanjutnya

Tutup

Nature

Nasib Orang Utan

9 November 2012   03:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:44 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Oleh drh Chaidir

NASIB orang utan di Amerika dan di Kalimantan beda. Orang utan di kebun binatang Jungle Island, Florida, Amerika Serikat, menggunakan iPad untuk memesan makanan kesukaannya. Sebagaimana dikutip www.sangatuniksekali.blogpsot.com, staf kebun binatang tersebut menggunakan iPad untuk memberitahu orang utan apa menu yang ingin mereka makan hari itu. Melalui layar iPad yang disodorkan penjaga, orang utan tinggal pilih dan klik makanan yang mereka sukai.

"Mereka memiliki semua kecerdasan yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan kita.", tutur staf kebun binatang Linda Jacobs. Teknologi canggih produk Apple tersebut diharapkan dapat membuat orang utan lebih bersosialisasi dengan pengunjung. Kebun binatang tersebut bahkan berencana untuk membiarkan pengunjung berkomunikasi dengan orang utan dengan membuat sebuah layar interaktif yang dikoneksikan dengan iPad. Hati-hatilah, kalau Anda merasa gaptek, jangan coba-coba datang ke Jungle Island dan berkomunikasi dengan orang utan di sana.

Di Kalimantan, dua kejadian mengenaskan menimpa orang utan dalam satu bulan terakhir ini. Kejadian pertama, sebagaimana diberitakan disiarkan Tempo.com, seekor orang utan ditemukan dalam keadaan penuh luka kena tembak senapan angin pada sekujur tubuhnya di perkebunan sawit, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Hasil otopsi yang dilakukan Tim Dokter Orang Utan Foundation UK, menemukan adanya 104 butir peluru di dalam tubuh si orang utan. Kepala, mata, dada, perut, kaki orang utan malang tersebut, semua berlubang-lubang.

Kejadian kedua, akibat kebingungan habitatnya terganggu, seekor orang utan jantan (Pongo pygmeius), masuk ke sebuah pemukiman penduduk di kawasan kebun rakyat di daerah Parit Wak Dongkak, Desa Wajok Hilir, Kecamatan Siantan, Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat. "Tamu" tak diundang tersebut membuat warga resah dan berupaya mengusirnya dengan segala macam cara. Selama beberapa hari warga terus berupaya menurunkan orangutan tersebut dari persembunyiannya di puncak sebatang pohon kelapa. Warga menembakkan peluru bius, melemparinya dengan petasan, bahkan warga juga sempat membakar pohon kelapa tersebut. Tak berhasil memaksa orang utan turun, warga memanggil seorang dukun. Setelah empat hari berada diatas pohon kelapa, orang utan itu jatuh dari pohon kelapa. Entah karena jampi-jampi sang dukun entah karena lemah kelaparan dan luka parah yang dideritanya, yang pasti kondisi orang utan tersebut, sangat mengenaskan.

Hampir semua pembaca mencaci maki orang-orang yang telah tega menyiksa orang utan tersebut. Tidak ada alasan penyiksaan, dengan alasan apapun. Apatah lagi satwa tersebut satwa yang dilindungi oleh undang-undang. Tidak pun dilindungi undang-undang, mereka tidak sepantasnya diperlakukan secara kejam. Orang utan, karena hidup dalam kelompok kecil atau bahkan menyendiri, mereka tidak merusak tanaman penduduk seperti yang dilakukan kerumuman beruk atau kera. Orang utan sebenarnya termasuk makhluk pemalu mereka tidak narsis seperti manusia.

Dari kajian para ahli, orang utan terbukti memiliki kemiripan lebih besar dengan manusia. Dalam pola kehidupannya, orang utan punya keluarga, punya habitat dan punya rumah tempat mereka tidur di dahan-dahan pohon yang tinggi. Ahli genetika telah berhasil melakukan kajian, ternyata DNA orang utan 97% mirip manusia. Jadi, orang utan yang tinggal di Kalimantan dan di Sumatera pun bisa diajari pakai iPad, supaya kelak mereka bisa saling kirim email dengan teman mereka yang telah lebih dulu migrasi ke Amerika, paling tidak untuk mengabarkan, di sini ada teman yang disiksa.

Tentang Penulis : http://drh.chaidir.net

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun