Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Kolektor

Pernah kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsrat Manado

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kearifan Lokal dan Lemahnya Nasionalisme

16 Mei 2020   14:46 Diperbarui: 16 Mei 2020   21:51 1863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kearifan lokal (Editor, Fahri)

Pemerintah bertugas bukan sekedar mensosialisasikan nasionalisme. Dengan anggaran dan biaya besar, kegiatan Empat Pilar Kebangsaan dan penguatan wawasan kebangsaan digenjot. Tapi hasilnya apa?, tidak signifikan. Konflik di tengah masyarakat masih saja terjadi. Kekerasan kriminal bahkan begitu meningkat. Tentu ada yang salah. Solusinya, kearifan lokal perlu menjadi tema sentral bangsa kita.

Bagi masyarakat Desa, kearifan lokal merupakan nasionalisme mereka. Lahirnya penghormatan antara sesama, masih didengarnya tokoh-tokoh kharismatik, etika dan kesopanan begitu membudaya. Hal keindahan itu sudah jarang kita temukan di Kota, wilayah Metropolitan telah mereduksi rasa hormat antar sesama. Bila dicek, di Kota sebetulnya intensitas sosialisasi tentang Empat Pilar Kebangsaan dilakukan.

Teriakan saya nasionalisme atau saya Pancasila, akhirnya hanya menjadi suara teriakan semu. Pengakuan yang bernilai rendah dalam implementasinya. Mereka yang teriak dan mengaku paling Pancasilais, juga tak tercermin dalam perilakunya. Para tukang copet uang rakyat (koruptor), rata-rata adalah mereka yang paling mengklaim diri Pancasilais.

Itu artinya, Pancasila bukan menjadi garansi bagi manusia-manusia Indonesia untuk hidup mulia. Bukan penjadi penuntun bagi masyarakat agar tidak mencuri. Para perampas hak-hak rakyat, penyuka kecurangan juga begitu, mereka mengabaikan kearifan lokal. Mengedepankan nasionalisme dan Pancasila, ternyata semua menjadi begitu politis.

Imbasnya kembali ke masyarakat. Itu sebabnya, kita perlu mengajak pemerintah untuk kembali berfikir serius. Saatnya mengangkat nilai kearifan lokal. Melalui kekuatan kearifan lokallah persatuan nasional dapat dibangun. Substansi dari kearifan lokal yaitu kebaikan. Dari perbuatan baiklah akan tertular kemajuan dan pembangunan.

Percuma memimpikan kemajuan, bila pemerintah masih melangkahi atau mengabaikan kearifan lokal. Perubahan besar seperti mewujudkan cita-cita kemerdekaan, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, dapat terlaksana bila persatuan itu dilahirkan. Persatuan tidak pernah dating sendiri. Melainkan diperjuangkan, caranya tentu melalui perubahan kesadaran dengan diterapkannya kearifan lokal.

Ancaman terhadap keutuhan Indonesia memang selalu terbuka. Ketika pemerintah lengah, masyarakat kembali menjadi objek untuk dimanfaatkan kelompok berkepentingan. Bolah saja rekayasa konflik dibuat dan melahirkan konflik-konflik kebudayaan. Inilah yang sangat sensitive. Setelah konflik beraroma agama, berpotensi dialihkan ke konflik kebudayaan (suku, bahasa dan adat istiadat).

Pemerintah harus lebih dahulu mengantisipasi itu. Perkuat integrasi, batasi interaksi isu dan informasi yang mempropaganda masyarakat. Kurangi teriakan-teriakan nasionalisme yang kurang produktif itu. Konflik kebaudayaan adalah adanya pertentangan antara kebudayaan satu dengan kebudayaan lainnya yang dapat menimbulkan suatu permasalahan atau konflik.

Kearifan lokal kita bumikan dulu. Dan nasionalisme sebentar lagi. Setelah masyarakat kembali terbiasa, akrab dengan kearifal lokal. Sesudah kita membenahi kerisauan masyarakat, mengembalikan kepercayaan diri mereka agar mencintai nilai kearifan lokal. Barulah kemudian, nasionalisme kita genjot lagi. Terapkan nasionalisme tanpa menebar tuduhan dan fitnah bahwa yang lain tidak nasionalisme, dan kitalah yang paling nasionalisme. Karena dikotomi semacam itulah yang membuat nasionalisme menjadi pemicu konflik.

Unsur paling penting dari praktek melestarikan kearifan lokal adalah memupuk ulang kesadaran masyarakat untuk saling rasa memiliki. Ingatkan kembali masyarakat agar besatu. Merasa satu dengan lainnya merupakan saudara. Dengan itu, kita menambah kekuatan lagi dalam proses pembangunan. Kekuatan yang amat penting di era saat ini adalah persatuan.

Nasionalisme yang merupakan suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah Negara (nation) dengan mewujudkan sutu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunya tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional. Semangat tersebut tak boleh dipangkas dan dipisahkan dari nilai-nilai kearifan lokal. Nasionalisme menjadi kristalisasi dari kearifan lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun