Mohon tunggu...
bunga kambodja
bunga kambodja Mohon Tunggu... -

just another anak bangsa yang easy going..

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mau Dekat dengan Allah SWT?

17 Februari 2010   04:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:53 3963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jadi boleh dibilang, kalau kita bicara syariat berarti kita membicarakan tatacara ritual/prosesi ibadah. Adalah tidak syah jika kita melaksanakan ibadat jika kita tidak mengikuti syariatnya.

Itu kira-kira pemahaman sederhana tentang syariat.

Sekarang kita coba lanjut ke pemahaman berikutnya tentang tarikat dan hakikat.

Sebelumnya, apakah Anda pernah membaca tulisan saya berjudul "Melakukan Shalat tanpa Harus Shalat!" serta komentar-komentarnya ? Coba baca dulu...

Secara normatif, beragama itu cukup dengan menjalankan syariat saja. Padahal, kita harus mencapai hakikat yang sesungguhnya.

Jika dalam beragama kita selalu berorientasi dan berfokus pada pencapaian hakikat maka melaksanakan syariat saja tentulah belum cukup. Tentu saja kita tidak dapat mencapai hakikat kalau kita meninggalkan syariat.

Muhammad SAW adalah acuan kita tentang seseorang manusia yang sudah mencapai hakikat. Dan ternyata Beliau tidak meninggalkan syariat.

Nah untuk mencapai hakikat, kita perlu mencari jalan yang bisa mengantar kita untuk mencapainya. Jadi jika kita bicara tarikat maka secara umum kita bicara mengenai jalan.. yaitu jalan menuju hakikat.

Nah, tarekat itu seringkali disebut sebagai berbagai macam aliran dalam sufi.

Kenapa begitu ? Sufisme itu difahami sebagai "ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin, untuk memperoleh kebahagian yang abadi" seperti bisa dibaca di sini.

Nah apa yang dimaksud kebahagiaan abadi ? kebahagiaan abadi hanya bisa didapat ketika Allah SWT berkenan dan mau menerima kita serta manyayangi kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun