Mohon tunggu...
Muhammad Suryadi R
Muhammad Suryadi R Mohon Tunggu... Lainnya - Founder Lingkar Studi Aktivis Filsafat (LSAF) An-Nahdliyyah

Tall Less Write More

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Resensi "Pan(dem)ik: Covid-19 Mengguncang Dunia"

27 Januari 2021   15:11 Diperbarui: 27 Januari 2021   15:56 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: tokobalaibuku on Shopee

"Virus tak tahu apa-apa karena sama sekali tak berada dalam domain pengetahuan, virus bukan musuh yang mencoba untuk  menghancurkan kita---ia hanya mereproduksi-diri dengan otomatisme buta."

Zizek memulai bukunya dengan pernyataan itu. Bahwa virus hanya micro-parasit yang berupaya hidup dan bertahan layaknya makhluk biologis lainnya. Ia tak tahu-menahu soal apakah ia menjadi parasit bagi makhluk lainnya atau tidak. Ia hanya ingin tumbuh dan berkembang dan menghasilkan generasi keturunan. Cara hidup patogen---virus---adalah berpindah dan menetap di dalam diri makhluk hidup: manusia, tumbuhan, dan hewan.

Patogen merupakan ancaman dari zaman pra-sejarah. Dalam lintasan sejarah umat manusia tercatat beberapa patogen telah merusak dan membunuh ribuan bahkan jutaan umat manusia. Tahun 1917 di Spanyol muncul wabah yang membunuh sekitar 50 juta orang. Ebola, MERS, SARS, H1N1 yang tidak kalah ngerinya dan yang hari ini memporak-porandakan kehidupan umat manusia adalah Covid-19.

Seorang William McNeill yang merupakan sejarah dan penulis menjelaskan bahwa patogen adalah micro-parasit yang menginangi makhluk hidup yang ada. Pada umumnya, kawanan patogen tersebut hidup dan tumbuh di inang hewan liar yang berasal dari hutan rimbun dan hutan berusia jutaan tahun. Seiring berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, hutan-hutan rimbun tersebut semakin menipis dan hewan yang hidup pada eksosistem hutan semakin punah.

Proses deforestasi ini berjalan massif di era kapitalisme-industri.  Dengan alibi mendorong kemajuan perekonomian, hutan-hutan digunduli menjadi sektor dengan nilai ekonomi tingggi. Perkebunan skala besar, area industri pertanian hingga pertambangan.

Kapitalisme, Kerusakan Lingkungan, dan Wabah

Sepanjang sejarah planet bumi, kapitalisme telah menghancurkan sistem ekologi dengan megah. Sistem ini tanpa pertobatan menghabisi hutan sedikit demi sedikit. Merampok aset-aset hutan untuk mengumpulkan akumulasi modal untuk produksi. Tidak heran, jika Marx menyebut akumulasi adalah Nabi atau Tuhan bagi kapitalisme.

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini dimaksudkan untuk membantu dan memudahkan urusan hajat manusia. Akan tetapi, di tangan elite kapitalisme sains dan teknologi diperalat untuk ambisi mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya. Beginilah ciri umum kapitalisme: akumulasi. Olehnya, akumulasi menggerakkan geriginya melindas manusia lemah dan mengeksploitasi alam dan seisinya sehingga harga yang dibayar manusia adalah kematian dan kehancuran.

Tabiat serakah kapitalisme tak hanya mengakibatkan kematian dan kehancuran tetapi memberitakan kabar buruk yang perlu diketahui oleh manusia.

Pertama. Epidemi yang ada hari ini diakibatkan pengrusakan hutan secara terus menerus. Hutan rimbun yang dibabat habis mendesak kawanan patogen beterbangan mencari inang-inang baru demi menjaga kelangsungan hidup mereka. Hewan liar yang sebelumnya adalah habitat asli patogen telah mengalami kepunahaan dan kini mencari inang baru: manusia. Flu yang melanda Spanyol adalah patogen yang berasal dari unggas; Ebola adalah wabah yang melanda manusia berasal dari patogen di kelelawar; SARS di tahun 2012 berasal dari kelelawar; H1N1 datangnya dari patogen yang ada pada Babi; wabah MERS yang berasal dari kelelawar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun