Mohon tunggu...
Muhammad Suryadi R
Muhammad Suryadi R Mohon Tunggu... Lainnya - Founder Lingkar Studi Aktivis Filsafat (LSAF) An-Nahdliyyah

Tall Less Write More

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pasca Buku "Menjerat Gus Dur"

2 Januari 2020   20:41 Diperbarui: 2 Januari 2020   23:54 4136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Menjerat Gus Dur (islami.co)

Buku berjudul Menjerat Gus Dur yang ditulis Virdika Rizky Utama yang baru saja rilis dan membuat geger hampir seluruh publik Indonesia. Betapa tidak, buku yang ditulisnya adalah karya fenomenal himpunan fakta sejarah otentik tentang kongkalikong sejumlah elite politik dalam peristiwa lengsernya Gus Dur dari kursi kepresidenan. 

Menjerat Gus Dur sontak menjadi viral menjadi perbincangan sejumlah kalangan tak terkecuali keluarga Gus Dur itu sendiri. Meski sebetulnya, internal Gus Dur sendiri sudah sangat paham kasus tersebut. 

Tapi Gus Dur dan internalnya memilih diam dan berbesar hati menerimanya sebagai realitas politik meski kasus itu melawan konstitusi dan buloigate bruneigate itu sampai akhir hayat Gus Dur tidak pernah terbukti kebenarannya.

Pasca lengser, Gus Dur sama sekali tidak menimpali konspirasi itu. Gus Dur hanya memberikan respon datar-datar saja sebagaimana ia ketika menghadapi jeratan persoalan sebelumnya yang dihadapinya. Bahkan KH. Abdurrahman Wahid hanya melempar statement ke publiuk "biarkan sejarah yang membuktikan".

Sejak awal dirinya sudah sangat paham setiap langkah politik yang diambilnya akan beresiko dan dimusuhi banyak kalangan terutama kalangan unsur Orba dan konfigurasi politik lainnya di parlemen waktu itu.

Sebab, manuvernya sangat berbahaya yang tentunya mengancam kepentingan oligarki kekuatan lama yang sejak Orba hingga reformasi masih bercokol di lingkaran kekuasaannya.

Ia pun mengakui lengsernya dari tampuk kekuasaan dilakukan dengan segala cara dan tidak konstitusional. Dari strategi demoralisasi, penggiringan opini, legitimasi lembaga keagamaan sampai rencana pengeboman sejumlah Kedubes dan bom Natal 2000 seperti yang dituturkan Virdika.

Lantas, bagaimana seharusnya kita menyikapi buku berisi data operasi semut merah yang ditemukan jurnalis Virdika itu ? Apakah seketika harus berbalik menyerangnya ? Mendiamkannya sembari mendemdam kepada aktor-aktor pelaku skenario tersebut? Atau memperkarakan para eksponen-eskponen yang terlibat di dalamnya? 

Sebagai putri sulung Gus Dur Mbak Alissa Wahid, justru menyikapi dengan cerdas dan lapang dada.

"Buku ini mengungkap data-data yang mengarah pada sebab dan rencana penjatuhan Gus Dur oleh kekuatan oligarki politik. Pengungkapan data-data sejarah perlu terus menerus diupayakan. Bukan untuk membalaskan dendam, melainkan sebagai pelajaran agar kita tak selalu diwarisi awan gelap masa lalu dan agar catatan sejarah dapat diluruskan". Pungkas Alissa Wahid Koordinator Nasional Jaringan GUSDURian ini.

Pesan dari Mbak Alissa itu harus ditangkap oleh publik sebagai alarm agar masyarakat Indonesia khususnya anak-anak GUSDURian agar tetap berkepala dingin. Essensi buku tersebut adalah ikhtiar intelektual seorang pengagum Gus Dur dalam prosesnya mengungkap data dan fakta-fakta sejarah. Para murid dan pengagum Gus Dur mestilah tenang dan slow saja.

Dalam situasi menguntungkan seperti saat sekarang ini harus disikapi dengan rasional. Kita mesti dan harus dewasa atas peristiwa yang telah terjadi 18 tahun silam itu. 

Peristiwa tersebut biarlah tersimpan sebagai memori kolektif. Toh, semula sejak saat Gus Dur masih menjabat, aroma kongkalikong itu sudah tercium bahkan para identitas penggagas-penggagasanya sudah dikantongi. 

Sikap dendam dan saling membenci pasca Menjerat Gus Dur ini tidak akan mengembalikan situasi apalagi mengembalikan Gus Dur menjadi seorang Presiden seperti tahun 2000 silam.

Sejarah tetaplah sejarah. Hikmahlah yang patut dipetik darinya. Gus Dur sendiri tidak akan pernah repot apalagi sampai mau repot memikirkan persoalan yang menderanya. Namun demikian, ia tetaplah Gus Dur. Idealismenya tetap konsisten ia perjuangkan. Jika di dalam kekuasaan ia kesulitan mewujudkan demokratisasi seperti impiannya maka di luar ia tetap memperjuangkannya. Ia terus menerus bergerak, menginspirasi dan menitipkan pesan ke seluruh masyarakat Indonesia bahwa "yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan".

Lengsernya Gus Dur merupakan realitas politik meski tidak dapat dibuktikan apa dan di mana letak kesalahannya, tapi ia menerimanya tanpa upaya perlawan sedikitpun. 

Bagi penulis, Gus Dur adalah seorang Kesatria yang lebih memilih prioritas kemaslhatan masyarakat banyak ketimbang mempertahankan jabatannya yang justru akan memantik api permusuhan sesama anak bangsa.

"Tidak ada jabatan di dunia ini yang perlu dipertahankan mati-matian". Begitulah pesan seorang Gus Dur sesaat setelah lengser.

Dalam keadaan apapun seorang Gus Dur tidak kehilangan sedikitpun sikap ke-Gus Durannya. Bahkan dalam keadaan genting sekalipun, sesaat sebelum lengsernya, ia masih sempat berkelakar dengan mengenakan celana buntung sembari melambaikan tangan ke hadapan para pendukungnya.

Langkahnya itu merupakan strategi meredam api amarah para pendukungnya kala itu. Ia tidak pernah kehilangan akal. Bukan Gus Dur namanya kalau kehabisan akal.

Pasca Menjerat Gus Dur kita tidak perlu melakukan apa-apa. Kita hanya harus meneladani Gus Dur tanpa putus. Sebab Gus Dur telah meneladankan banyak hal, saatnya kita melanjutkan. Buku Menjerat Gus Dur laiknya kado istimewa di Haulnya yang ke-10.

Buku dan dokumen tersebut adalah bukti yang ditunjukkan Tuhan kemudian dititipkan ke tangan Virdika Rizky Utama untuk menjadi saksi sejarah sekaligus semakin menegaskan akan kebenaran ucapan dan tindakan seorang Guru Bangsa bernama KH. Abdurrahman Wahid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun