Mohon tunggu...
Asa  Wahyu  Setyawan Muchtar
Asa Wahyu Setyawan Muchtar Mohon Tunggu... Guru honorer -

Asa Wahyu Setyawan Muchtar lahir di Malang, 1971. Cerita pendeknya Kastawi Budhal Perang dimuat dalam buku Pidato Tengah Malam, Dukut Imam Widodo, penerbit Dukut Publishing, Surabaya, 2015. Sebagian tulisannya bertema seni budaya dan pendidikan dipublikasikan di harian pagi Malang Post, majalah Berkat (Surabaya). Intens mengaransemen beberapa lagu ( khususnya bertema rohani) dan pernah ditampilkan dalam Pesta Vocal Group Antar Gereja (Peskaldag) tahun 2013 dan 2015 di Malang. Sebagai guru honorer seni budaya dan menjadi peserta aktif dalam Diklat P4TK Seni dan Budaya di Sleman, Jogjakarta tahun 2010 dan 2012. Kini bermukim di Kebonagung Malang. Didapuk sebagai Ketua 1 Eklesia Prodaksen Kebonagung Malang dan penggagas Kelas Menulis di Kebonagung. Bersama tim Eklesia Prodaksen sedang menyiapkan Festival Budaya Kebonagung tahun 2016 dan Antologi Kebonagung yang menghimpun berbagai tulisan dan fotografi tentang Kebonagung. Konsep: Ikutilah kemana imajinasimu mengembara, dan ciptakanlah karya disitu tanpa batasan waktu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Catatan Dari Pelatihan Guru, Implementasi Kurikulum 2013

16 Desember 2015   16:22 Diperbarui: 16 Desember 2015   16:50 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

            Dalam pembukaan, Ketua Panitia Pelaksana Dra. Supadmiati WA, M.Pd menyampaikan bahwa peserta yang datang saat ini adalah peserta pelatihan gelombang 1, dan akan dilanjutkan dengan pelatihan gelombang berikutnya. Beliau mengharapkan kesediaan peserta untuk mengikuti acara sampai tuntas. Karena hasil pelatihan merupakan bekal yang sangat berharga bagi peserta pelatihan setelah kembali ke sekolah masing-masing.

Dan diharapkan bisa berbagi dengan rekan guru yang lain. Untuk lebih mengoptimalkan hasil, kelas dibagi menjadi 2 yaitu kelas A dan kelas B. Masing-masing berjumlah 40 peserta dengan wilayah kerja yang diacak. Saya masuk di kelas A dengan kode peserta CO1. Di kelas A didampingi oleh dua tutor, Sri Wilujeng Triwastuti, S.Pd, SO. dan Nurul Komariati, S.Pd, SD. Salah seorang guru senior di SD Negeri Pandanlandung 2.         

           Pola pelatihan dikemas dalam bentuk sharing, take and give, diskusi, kerja kelompok, dan presentasi, sehingga menyenangkan. Saling tukar informasi dan penyelesaian mengenai tugas yang harus dikerjakan. Saling memberi arahan dan masukan antar peserta bahkan saling berbagi dan tukar bekal saat break berlangsung. Suasana dan situasi yang bersahabat antara satu dengan yang lain

. Dan suasana seperti itulah yang nantinya diharapkan di dalam kelas jika mereka kembali ke sekolah masing-masing. Adanya penyempurnaan pola pikir dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada murid, dari satu arah menuju interaktif, dari isolasi menjadi lingkungan jejaring, dari pasif menjadi aktif, dari maya menjadi dunia nyata, dari pemikiran faktual menjadi pemikiran kritis, dan dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan. Suasana pembelajaran tidak lagi menjadi monopoli seorang guru, anak harus diam, tenang, sikap duduk yang diatur, pandangan harus lurus ke depan dan sebagainya. Tetapi bagaimana anak lebih menikmati pembelajaran dengan suasana yang komunikatif antara murid dengan murid dan murid dengan guru.

Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sehingga pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Selain itu pengembangan kurikulum dilakukan karena adanya berbagai tantangan, yaitu tantangan internal, tuntutan pendidikan yang mengacu pada 8 standar nasional pendidikan dan pertumbuhan penduduk usia produktif. Dan tantangan eksternal, tantangan globalisasi-kemajuan teknologi informasi, fenomena negative antara lain perkelahian pelajar, korupsi, dan kecurangan dalam ujian.


Pelatihan yang dilaksanakan selama 5 hari diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan dan sarana belajar bagi guru terutama dalam bidang teknologi, khususnya multimedia. Hasil yang baik dan maksimal adalah harapan. Tetapi semua itu membutuhkan proses dan tentunya kemauan dari peserta pelatihan dalam menerjemahkan kepada peserta didik.

Di acara penutupan, Kepala UPTD TK, SD, PLS Dinas Pendidikan Kecamatan Pakisaji Bapak Yoyok Sugiarto, S.Pd, didampingi Kepala UPTD TK, SD, PLS Dinas Pendidikan Kecamatan Wagir, Ibu Julaikah; 3 orang Pengawas Sekolah TK, SD, PLS Dinas Pendidikan Kecamatan Pakisaji, masing-masing: Ibu Dra. Titik Tyasasih, M.Pd.; Bapak Drs. Nurhasim, MPd, Bapak Drs. Soniran, dan Dra. Supadmiati WA, M.Pd, Ketua Panitia Pelaksana Pelatihan Guru, menyampaikan bahwa apa yang didapat, kiranya bermanfaat bagi tugas sehari-hari dalam pembelajaran di kelas.

Sebagai penutup, ada satu lagu yang wajib diajarkan dalam pembelajaran di kelas. Lagu yang diajarkan oleh Renti Selena Yohanis, pendidik di SDN Parangargo 02 Wagir :

Jabatlah tangan teman di sampingmu jabatlah tangan sebut namamu

Jabatlah tangan teman di sampingmu jabatlah tangan cari … teman yang lain (*)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun