Mohon tunggu...
Bunda HilmaDheera
Bunda HilmaDheera Mohon Tunggu... Guru - Khusnul Khotimah, S.Pd. - Guru TK Islam Al Azhar BSD

Pendidik di TK Islam Al Azhar BSD, penulis aktif di Majalah Ikrar Al Azhar BSD, pernah bekerja sebagai Terapis untuk anak berkebutuhan khusus di Klinik Bina Wicara Bogor 2002-2009.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Aku dan Bapakku

15 Maret 2022   20:41 Diperbarui: 15 Maret 2022   20:45 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ini adalah kisahku tentang Bapak. Aku anak ke enam dari tujuh bersaudara. Bapakku tinggal di Kediri Bersama Ibu. Kakak-kakak dan adikku telah berkeluarga dan tinggal di beberapa kota yang berbeda. Kakak tertuaku di Bali, kedua di Jogyakarta, ketiga di Jember, ke empat dan lima di Banyuwangi, sementara aku tinggal di Tangerang Selatan dan terakhir adikku tinggal di Kediri.

Bapakku, tentu saja bapak yang luar biasa bagi kami. Di usianya yang sudah mulai renta 83 tahun, alhamdulillah Allah masih memberikan kesehatan. Meski beberapa waktu lalu, kesehatannya menurun karena tidak bisa berjalan pasca kakinya terjatuh, tapi beliau tetap semangat menjalani hidup. 

Tak banyak yang dikeluhkan beliau meski sakit menderanya. Beliau  sebelumnya juga pernah terjatuh saat terbangun dari tempat tidur dan pergelangan tangannya retak. 

Aku dan kakakku bisa merasakan bagaimana sakitnya. Ketika Bapak kubawa ke rumah sakit di Kediri untuk di rontgen dan melihat seperti apa kondisinya, Bapak tak mengeluh sedikitpun dengan rasa sakitnya. 

Rekomendasi dokter untuk dilakukan operasi pada tangan Bapak tidak kuambil karena beliau menolak dan ingin dibawa ke pengobatan tradisional saja, seperti ahli urat. 

Alhamdulillah, Bapakku akhirnya kubawa ke sangkal putung semacam ahli pengobatan untuk urat. Masya Allah berangsur-angsur tangan Bapak sembuh. 

Walaupun akhirnya sekarang tangannya tidak kuat lagi untuk memegang beban atau sesuatu yang agak berat, tapi syukur alhamdulillah sudah tidak merasakan nyeri lagi di pergelangan tangannya.

Bapak juga jadi inspirasiku. Usia renta atau sepuh tak menyurutkan semangatnya untuk tetap beribadah. Beliau tak pernah putus puasa dan sholat. Rasa sakitnya tak menjadi halangan untuk tetap mengerjakan kewajiban sebagai seorang muslim. 

Terakhir ketika aku mengunjungi Bapak bulan Agustus 2021, kulihat wajah sumringah Bapak melihat cucu-cucunya datang. Bapak begitu senang saat aku, suamiku dan anak-anakku mengunjunginya. Mungkin itu menjadi penyemangatnya, melihat anak-anak dan cucunya datang.

Aku suka memasak untuk Bapak. Beliau suka dibuatkan rawon atau soto. Terkadang beliau juga minta dibelikan sate ayam. Aku senang saat Bapak makan dengan lahap menyantap makanan kesukaannya.

Kebersamaan dengan Bapak adalah moment yang membahagiakan bagiku. Beliau sudah pernah kuajak untuk mengunjungi monas, masjid Istiqlal dan Ancol. Setidaknya hal itu memberikan kenangan dan pengalaman untuk beliau, bahwa aku dan saudara-saudaraku menyayangi beliau. Aku memang belum menjadi anak yang sempurna untuk orang tua, namun doaku tak akan putus bagi kesehatan, keselamatan dan kebahagiaan kedua orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun