Dear bapak...
Hari ini satu tahun engkau meninggalkan aku. Aku kesepian, kehilangan akan cinta pertamaku. Banyak cerita tentangmu yang selalu kukenang. Betapa saat menuliskan ini, air mata membanjiri pipiku. Aku kangen, bapak....
Engkau ada saat aku mengawali hari begitu setiap hari. Setia engkau datang melihat aku anakmu. Moment itu yang aku damba saat ini. Kunjungan kerumah hanya untuk memastikan aku anakmu baik-baik saja.Â
Lelaki cinta pertamaku, masih banyak kenangan yang kurindukan, Â sepertinya saat ini aku rindu dering telepon, ada saja ceritamu saat tak sempat terucap saat engkau mengunjungi aku. Dering telepon itu di saat aku pergi jauh. Seakan engkau ingin memastikan bahwa aku baik-baik saja. Aku merindukan semua itu, bapak.
Setelah engkau tak ada, aku sadar bahwa cintaku padamu begitu dalam. Lelaki yang selalu menguatkanku saat aku  berkeluh kesah padamu. Lelaki yang melemparkan pandangan jauh saat aku bercerita tentang diriku.
Lelaki yang mudah untuk menolong tanpa pernah berharap pertolongan untuknya. Aku selalu memohon maaf padamu, aku sadar dengan bibirku yang suka melontarkan kata-kata tajam. Maafkan aku bapak, dan jawabanmu selalu sama. Engkau tak pernah memberi dosa pada aku, anakmu. Maaf itu telah diberi tanpa aku harus memintanya.
Di alur perjalanan hidupmu banyak aku belajar tentang arti bertahan tanpa aku merasa sakit.
Bapak, aku tidak bisa lagi meneruskan goresan kecil ini. Semua kenangan berbaris memenuhi ruang hatiku. Hingga aku kehilangan kata-kata tentang apa yang ada di hatiku saat ini. Bagaimana aku sangat merindukanmu.
Damailah disana bersama ibu, ditempat terbaik yang Allah sediakan. Saat ini hanya lantunan Kalam Illahi dan untaian do'a untukmu dan Ibu.
Untuk lelaki yang mencintaiku tanpa syarat.
Betapa aku merindukanmu....
070622