Mohon tunggu...
Deddy Daryan
Deddy Daryan Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati pendidikan, menulis fiksi

HIdup ini singkat, wariskan yang terbaik demi anak-cucu.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Eskalasi Rindu, Memotret Pendidikan dari Dalam

25 Agustus 2019   11:48 Diperbarui: 25 Agustus 2019   12:09 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Bahami Tarman menyambung lagi sebab mikrofon masih dalam genggamannya. "Bapak kepala sekolah yang terhormat, janganlah bapak ingin enaknya saja. Bapak orangnya pemerintah, sudah sejauh mana bapak melaporkan hal ini. Tolong sampaikan ke atasan  bapak, seriuslah sedikit ngurusin pendidikan ini! Rakyat punya beban hidup yang semakin berat." Dengan serta merta wajah Pak Alius merah padam, lalu berubah jadi pucat.

Ringkas cerita, siang itu rapat belum menghasilkan keputusan. Dua hari kemudian rapat diadakan lagi, tapi Bahami Tarman tidak sempat hadir meski diundang juga. Kabarnya ia dilarikan oleh pihak keluarganya ke Palembang, untuk menjalani perawatan intensif di rumah sakit jiwa, karena mengalami depresi akut.

Malamnya menjelang tidur, aku merenung di kamar tentang ucapan pria kritis itu. "Seriuslah sedikit ngurusin pendidikan!" rasanya aku sendiri seperti kena tampar! Bertubi-tubi. Sebab ucapan-ucapannya mengandung kebenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun