Di zaman yang katanya modern ini, informasi sering kali membanjiri pikiran dan jiwa kita. Pencapaian orang lain malah menjadi ajang perbandingan. Ketidakpastian hidup kerap kali membuat kita merasa hilang arah. Berita buruk tentang dunia menambah rasa pesimis dan membuat kita merasa menjadi korban yang entah siapa pelakunya. Semua hal ini sering kali menguji kewarasan diri kita. Kecemasan, ketakutan, perbandingan, hilang arah dan berbagai pertanyaan yang tidak selalu kita dapati jawabannya; selalu memberi ujian yang entah kapan berakhirnya. Dapatkah kita tetap waras di tengah semua kegilaan ini? Menurut stoik: Ya. Tentu saja. Stoikisme dapat membantu kamu untuk memaknai hidup yang kamu jalani, agar kamu tidak terlalu khawatir tentang hal-hal di luar kendalimu.
Apa itu stoikisme?
Stoikisme bukanlah sekte, agama atau kelompok tertentu. Stoikisme adalah filosofi hidup dari Yunani Kuno yang mengajarkan bahwa kita harus fokus pada sesuatu yang bisa kita kontrol dan menerima dengan lapang sesuatu yang tidak bisa kita kontrol. Dengan begitu, kita bisa fokus melakukan bagian kita di dalam hidup dan tidak perlu stres terhadap hal-hal eksternal yang tidak dapat kita cegah atau kita ubah.
Stoik pertama kali diajarkan oleh Zeno dari Citium pada awal abad ke-3 SM. Pada susatu hari, terjadi kecelakaan kapal yang membuat Zeno kehilangan semua hartanya. Peristiwa itu membawanya ke Athena, di sana dia mendalami filsafat dan mendirikan filosofi stoa (teras).
Filosofi ini tidak memandang kalangan dan cukup relevan di berbagai zaman. Di zaman dahulu, filosofi ini digunakan oleh berbagai kalangan, mulai dari budak seperti Epictetus, negarawan seperti Seneca, sampai kaisar romawi, Marcus Aurelius. Bahkan di zaman ini, stoikisme kembali populer karena filosofinya yang cocok untuk meredam overthinking, adu nasib dan lomba lari hidup yang tidak pernah berujung.
Berikut adalah 4 pelajaran dari stoik yang bisa kita gunakan dalam hidup:
The Dichotomy of Control (Dikotomi Kendali)
Konsep ini membagi dunia menjadi dua kategori:
- Hal-hal yang bisa kita kendalikan, seperti pikiran, sikap dan tindakan kita.
- Hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, seperti, pikiran dan sikap orang lain, bencana alam, cuaca, masa lalu dan berbagai hal lain. Di dunia ini, kebanyakan isinya adalah hal-hal di luar kendali kita.
Nah, dengan mengetahui dua hal ini, kita bisa fokus pada sesuatu yang bisa kita kendalikan saja. Mengkhawatirkan secara berlebihan hal yang tidak bisa kita kendalikan hanya akan menyakiti diri kita sendiri. Contohnya:
Di dalam kendali: Kita bisa mengusahakan dengan maksimal bagian kita. Misalnya, membuat sebuah karya, entah cerita atau film pendek.