Ada sebuah istilah yaitu versatile journalism yang dipopulerkan oleh Saltiz dan Dickinson. Menurut Saltiz dan Dickinson, seorang wartawan multimedia dituntut untuk dapat terampil dan menguasai hal-hal yang berkaitan dengan proses produksi video, tulisan, dan gambar dalam sekali waktu reportase. (Jurnal Komunikasi)
Praktik tersebut tentunya tidak bisa dilakukan semua warawan atau jurnalis. Bagaimana dengan mereka yang sudah terbiasa meliput dan memproduksi satu produk jurnalis saja?Â
Perusahaan media harus menemukan solusi dari masalah ini. salah satunya adalah melakukan pelatihan bagi karyawannya agar dapat memproduksi video dan bukan hanya teks saja.
Indonesia dengan kondisi geografis yang tida sama antara satu daerah dengan daerah lainnya, membuat penyampaian informasi menjadi sedikit lebih sulit. Informasi yang diproduksi oleh sebuah media harus akurat dan bersumber pada sebuah fakta.
Wartawan atau jurnalis dituntut untuk bisa menyajikan sebuah berita dalam berbagai format dalam satu waktu. Oleh karena itu dalam sebuah peliputan, wartawan dan tim harus dapat memanajemen waktu yang ada.
Selain masalah teknis dalam proses produksi sebuah berita, seorang wartawan atau jurnalis juga mengalami persoalan lain yaitu mengenai waktu. Jurnalistik online memiliki perbedaan yang sangat mencolok jika dibandingkan dengan jurnalistik konvensional (tradisional).
Perbedaan itu terdapat pada kecepatan terbitnya suatu berita. Tidak ada istilah tenggat waktu dalam jurnalistik online. Bagi jurnalis online tenggat waktu sebuah berita adalah beberapa saat setelah suatu kejadian berlangsung. Oleh karena itu para jurnalis dituntut untuk dapat bekerja dalam tim dan bekerja efisien.