Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ngaprak Mangpaat, Mencari Intan yang Hilang, Menyusuri Jejak Pahlawan di Kawasan Empang, Bogor

18 Agustus 2022   12:57 Diperbarui: 24 Agustus 2022   16:25 2139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rombongan komunitas Napak Tilas Peninggalan Budaya (NTPB) siap ngaprak (Foto koleksi kang Dadan P. - NTPB)

Walau hanya menjadi nama sebuah gang sempit dan kecil di Kota Bogor, tapi Gang Intan dan Gang Banjar memiliki nilai kejuangan yang tak ternilai berharganya.

Kita mulai dari Gang Banjar. Kata Banjar merujuk pada suatu daerah di Kalimantan yang bernama Banjar - tepatnya Kesultanan Banjarmasin - dibawah kekuasaan Panembahan Adam atau Sultan Adam, dan dikaitkan pula dengan perang Banjar. 

Di perang Banjar ini Sultan Adam kalah dan intan atau berlian yang berukuran 70 karat yang  merupakan pusaka kerajaan  dirampas oleh Belanda. Konon bentuk berliannya masih berupa bongkahan. 

Oleh Belanda, intan tersebut dipotong-potong dan salah satu potongannya yang berukuran 36 karat menjadi koleksi dan dipamerkan di Museum Rijks  di Amsterdam - sejak tahun 1875. Intan yang dipamerkan tersebut memiliki ukuran berat 7,65 gram, panjang 2,1 cm dan lebar 1,7 cm serta tinggi 1,4 cm.

Intan Kesultanan Banjar yang dirampas Belanda dan dipamerkan di Museum Rijks (Foto Koleksi jejakrekamdotcom)
Intan Kesultanan Banjar yang dirampas Belanda dan dipamerkan di Museum Rijks (Foto Koleksi jejakrekamdotcom)

Akibat ulah Belanda tersebut, Gusti Muhammad Arsyad yang merupakan cucu dari Pahlawan Nasional Pangeran Antasari ditangkap oleh Belanda dan diasingkan ke Empang Bogor - sejak tanggal 1 Agustus 1904. 

Dua tahun kemudian, Ratu Zaleha, istri beliaupun tertangkap oleh Belanda - karena rupanya Ratu ini meneruskan perjuangan suaminya setelah suaminya tertangkap dan dibuang ke Bogor. Tempat pengasingan mereka inilah yang kemudian disebut dengan Gang Banjar.

Karena semangat perjuangannya yang tinggi. Walaupun di pengasingan, Gusti Muhammad Arsyad tetap berjuang dengan caranya dan dengan yang ia bisa. 

Di pengasingan ini ia, bersama Raden Tirto Adhi Soerjo, membidani lahirnya Sjarekat Dagang Islamijah serta mendirikan usaha penerbitan pertama di Nusantara yaitu penerbitan Medan Prijaji yang diambil dari nama koran pertama yang berbahasa Melayu yang didirikan oleh Tirto. Tirto sendiri dikemudian hari dikukuhkan sebagai Bapak Dewan Pers Nasional, karena perannya dalam menerbitkan koran pertama berbahasa Melayu tersebut.

Sementara terkait kisah tentang Gang Intan,  ada dua versi. Versi pertama adalah bahwa di sekitar Gang Intan itu, dulunya memang banyak pengrajin emas (pengrajin intannya hanya satu kalau tidak salah) - sementara sekarang bisa dikatakan sudah tidak ada lagi, karena sudah banyak beralih profesi, diantaranya menjadi penjual parfum.

Versi kedua, yang cukup menarik dan terus terang, saya terharu mendengar cerita kedua ini. Tersebutlah Ni Putih di kawasan yang sekarang bernama Gang Intan itu, seorang nenek tua berambut putih (sehingga diberi julukan seperti itu). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun