Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ngaprak Mangpaat, Mencari Intan yang Hilang, Menyusuri Jejak Pahlawan di Kawasan Empang, Bogor

18 Agustus 2022   12:57 Diperbarui: 24 Agustus 2022   16:25 2139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kalo ngaprak wajib foto-foto deh (Foto koleksi Dadan P. - NTPB)

Syekh Salim Balweel, seperti penjelasan pada flyer NTPB, ini dilahirkan di Hadramaut Yaman Selatan. Ia dikenal cakap berorganisasi dan semasa hidupnya menjadi pengurus organisasi Islam pertama di Hindia Belanda, yaitu Jamiatul Khair. 

Iapun tercatat sebagai Ketua Umum organisasi Al Irsyad Al Islamiyah. Di kawasan Empangpun, Salim Balweel ini mendirikan Madrasah Jamiatul Khair.

Lansekap perumahan di kawasan Empang, dilihat dari seberang sungai (Foto koleksi pribadi)
Lansekap perumahan di kawasan Empang, dilihat dari seberang sungai (Foto koleksi pribadi)

Masjid Hijau makam wali

Tidak jauh dari alun-alun Empang, terdapat Karamat Wali Masjid Hijau. Masjid hijau ini sudah menjadi cagar budaya, merupakan perpaduan masjid sekaligus makam Habib Alatas yang oleh para peziarah dan masyarakat sekitar sudah dianggap sebagai seorang wali. 

Disebut Masjid Hijau, karena di bagian kubah dan mahkota menara didominasi oleh warna hijau, sehingga dari kejauhan sudah dapat dilihat ciri dari masjid tersebut.

Cagar budaya ini dikelola oleh Yayasan Masjide Noer Alatas. Kami saat itu hanya berada di pelataran Masjid bagian depan saja, tidak masuk berziarah ke dalam. Tetapi saat   di akhir ngaprak, kami melewati Masjid Hijau kembali, kami berpapasan dengan ratusan peziarah yang hendak masuk masjid. Hingga kami agak kesulitan menyeberang. Mereka datang dari berbagai daerah dan datang ber-bis-bis dalam jumlah yang besar. Banyak sekali.

Yang saya suka dari situasi di sekitar masjid adalah adanya perpaduan kultural dari kondisi yang berada di sekitar masjid. Sepanjang jalan, banyak sekali toko-toko yang dimiliki kaum keturunan Arab yang berjualan sorban, parfum arab, dupa gaharu dan 'khas Arab' lainnya. Sementara terdapat pula penjual oleh-oleh khas Bogor, seperti talas, moci,  manisan pala dan lain sebagainya. Ciamik sekali.

Masjid Hijau Makam Wali (Foto koleksi pribadi)
Masjid Hijau Makam Wali (Foto koleksi pribadi)

Gang Banjar dan Gang Intan

Menarik mencermati kisah yang terkandung pada Gang Banjar dan Gang Intan ini, terbayang kejadian di masa kolonialisme dulu. Dan bahwa kemerdekaan yang telah dicapai Indonesia ini bukanlah barang yang murah, tetapi mahal oleh perjuangan pendahulu-pendahulu kita. Orang-orang yang kurang bersyukur saja yang memandang remeh nilai perjuangan dan kejuangan pahlawan-pahlawan kita itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun