Mohon tunggu...
Budiyono ChE
Budiyono ChE Mohon Tunggu... Pendidik dan Pemerhati Sosial

Senantiasa berbagi untuk kebaikan bersama. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mitos Menyapu Tidak Bersih dan Suami Brewokan

8 Juni 2024   16:04 Diperbarui: 8 Juni 2024   16:47 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Menyapu yang bersih, kalau tidak nanti dapat suami brewokan," adalah mitos yang umum didengar di masyarakat, khususnya ditujukan untuk anak perempuan. Maksud dari mitos ini adalah untuk mendorong anak perempuan agar rajin menyapu dan menjaga kebersihan rumah. Lantas, apa korelasi antara kegiatan menyapu dan suami brewokan?

Tidak diketahui secara pasti dari mana mitos ini muncul, namun kemungkinan besar berasal dari tradisi dan kepercayaan masyarakat di masa lampau. Mitos ini mungkin dikaitkan dengan nilai-nilai budaya dan peran gender yang berlaku pada saat itu. Namun, mitos tersebut tidak memiliki dasar ilmiah yang dapat dibuktikan. Tidak ada hubungan sebab-akibat antara kebersihan rumah dan penampilan fisik calon suami. Brewokan pada pria dipengaruhi oleh faktor genetik dan hormonal, bukan oleh seberapa bersih seseorang menyapu. Mitos ini kemungkinan besar muncul dari tradisi lisan dan kepercayaan yang tidak berdasarkan pada fakta ilmiah.

Keberadaan mitos ini dapat memicu rasa bersalah dan kecemasan, terutama bagi mereka yang tidak dapat menjaga rumah selalu bersih. Hal ini dapat menurunkan harga diri dan mengalihkan fokus dari hal-hal yang lebih penting dalam hidup, seperti pendidikan, karir, dan pengembangan diri. Lebih jauh lagi, mitos ini dapat memperkuat stereotip gender dan mendorong orang untuk fokus pada penampilan fisik daripada kualitas internal yang lebih penting dalam diri pasangan.

Oleh karena itu, penting untuk mengedukasi masyarakat tentang kesetaraan gender, nilai-nilai positif, dan pentingnya fokus pada pengembangan diri daripada penampilan fisik. Mari bangun generasi yang lebih cerdas, kritis, dan berkarakter baik, yang tidak terikat pada mitos dan stereotip yang menyesatkan.

(Faustina Alda Nurushofa)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun