Mohon tunggu...
Budi Septiawan
Budi Septiawan Mohon Tunggu... Menulis adalah pesan bagi generasi mendatang jika kita sudah mati. Pesan bahwa kita pernah hidup dan berkontribusi pada kehidupan

Penulis adalah Dosen Tetap Program Studi Akuntansi Universitas Pasundan Bandung

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Meraba Kampus Virtual di Masa Depan

12 Februari 2022   21:24 Diperbarui: 15 Februari 2022   08:46 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara di lain pihak seorang pakar disrupsi dari Harvard University Amerika bernama Prof. Clayton Cristensen pada 2014 dalam sebuah konferensi menyatakan bahwa 10 sampai 15 tahun ke depan 50% dari 4.000 universitas di Amerika akan mengalami kebangkrutan. Sebaliknya, pembelajaran online akan menjadi alternatif di masa depan karena lebih cost-efficient, dan diprediksi bahwa model bisnis kampus konvensional yang berbiaya tinggi dalam penyelenggaraan pendidikan tidak akan mampu ditutup lagi dari pendapatan penerimaan mahasiswa.

 Renungan Bersama

First principle thinking pendidikan yang nyatanya adalah proses pemberian pemahaman, pengetahuan, keterampilan dan karakter ternyata bisa juga dilakukan secara daring. Walaupun sebagian pihak mungkin tidak sepakat proses pendidikan bisa dilakukan secara daring, tapi faktanya saat ini konsumen di industri lain pun lebih memilih ojek online dibandingkan ojek pangkalan, karena perilaku masyarakat yang semakin digital.

Variabel-variabel seperti melimpahnya jumlah perguruan tinggi dan pengajar, biaya kuliah yang terus naik dari tahun ke tahun, munculnya perusahaan-perusahaan start-up pendidikan, prediksi pakar, dan mungkin yang terbaru adalah dunia virtual metaverse yang saat ini tengah dikembangkan banyak pihak akan mengakselerasi disrupsi dunia pendidikan tinggi di Indonesia bahkan global. Semuanya masih bersifat prediksi dan tentunya perlu dilakukan penelitian untuk memvalidasi keabsahan variabel-variabel yang disebutkan sebelumnya.

Menarik untuk ditunggu, akankah start-up companies yang sudah ada akan masuk ke ranah pendidikan tinggi Indonesia, atau akan ada platform baru yang menjadi "wadah" bagi para universitas, ataukah kampus-kampus itu sendiri yang justru terus "bersolek" dan lebih mendigitalisasikan diri ? Atau mungkin metaverse datang lebih cepat untuk memberikan layanan pendidikan secara virtual?

Budi Septiawan dosen dan peneliti Ekonomi & Akuntansi Digital Universitas Pasundan

Sumber asli berasal dari penulis dan dipublikasikan pada portal berita detik Jumat, 11 Feb 2022 13:02 WIB

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun