Dokter Baidi tentu saja penasaran. Tak jauh dari hutan tempat ia sibuk meneliti  tanaman, bagaimana mungkin ada seekor orang utan yang sedang tersiksa karena dijadikan  pemuas nafsu para lelaki hidung belang?
    Begitulah awal mula Dokter Baidi berhasil menemukan sebuah rumah di tengah perkebunan. Dalam hujan yang turun begitu deras, Dokter Baidi dan sang rekan  sekonyong-konyong berlari ke arah rumah yang pintunya ditempel gambar seekor orang utan yang didandani pakaian perempuan. Ketika baru saja memasuki ruang pengap, Dokter Baidi hanyalah melihat kekosongan belaka. Tak ada tanda-tanda rumah itu dihuni oleh siapapun.Â
***
                       Â
    Dokter Baidi dan sang rekan menikmati suasana hutan pada siang itu. Duduk di sebuah akar pohon yang melintang, kerongkongannya yang awalnya kering kini dibasahi oleh air mineral dari tas perbekalan. Kotak nasi dibukanya perlahan lalu sejurus kemudian mencocor daging sapi diiris tipis yang diolah dengan cabe merah tak terlalu pedas.
    Hanyalah kelakar akademis terhampar bagai kepul asap pembakaran dari ranting-ranting kering. Berbagai jenis pohon dengan bahasa latinnya, menjadi topik menarik yang diiringi nyanyian berbagai satwa. Meranti merah dengan nama latin Shorea Selanica adalah nama terakhir yang tertulis di catatan Dokter Baidi yang piawai meneliti, dan mengelompokkan segala jenis flora dan fauna.
    Meski bermandikan peluh, Dokter Baidi tampak sumringah. Ketika asyik menikmati daging sapi, ia juga berkelakar tentang Ekspedisi Desember. Ekspedisi yang ia namai di sampul buku itu nyaris tanpa cela pada jilid pertama. Sebuah habitat orang utan memberi pengalaman berkesan bersama tarian kabut dan jatuhan daun ulin di kedalaman tropis menenangkan.
  Â
***
    Hanyalah malam pertama yang serta merta menjurus cerita campur aduk di sebuah bangunan pinggir hutan. Dokter Baidi tak melulu bercerita tentang keragaman flora, apalagi tentang bunga endemik yang banyak ia jumpai di berbagai hutan tropis yang ia robek dengan segala rasa penasaran. Seperti yang ia singgung sedikit pada tadi siang, bahwa seekor orang utan yang buta sempat menghebohkan dunia konservasi kala itu. Orang utan jantan itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan total  24 peluru tertancap di beberapa bagian tubuhnya.