Disinilah kita, sebagai penonton, akan merasakan sensasi ambigu - pembantaian yang tidak bisa kita terima sekaligus membenarkan tindakan Bok-Nam.
Akhir cerita, bahwa temannya Bok-Nam yang moderat dan berpendidikan, si Hae-Won, berhasil menang dan menjatuhkan Bok-Nam, terhindar dari kematian. Hal ini mungkin menunjukan bahwa masyarakat patriarki tidak pernah dapat diatasi selama beberapa wanita tetap mendukungnya. Tetapi film ini berakhir dengan rasa penyesalan Hae-Won, dan merubah sikapnya dari bersikap cuek terhadap masalah orang lain menjadi terlibat dan mau berbicara untuk menyuarakan keadilan. Kebetulan kesaksian yang dia suarakan adalah masalah kekerasan yang dialami wanita terhadap sekelompok pria.
Film ini seolah ingin memberitahu kepada wanita di seluruh dunia: “Bersatulah!”