Mohon tunggu...
Budi OktoRizaldi
Budi OktoRizaldi Mohon Tunggu... Psikolog - seseorang yang memiliki keingin tahuan yang tinggi

seseorang yang suka menambah wawasan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Keluarga Saat Lebaran di Tengah Covid-19

13 Agustus 2020   09:34 Diperbarui: 13 Agustus 2020   09:50 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena, masyarakat yang berada di pedesaan di hari ke 20 Ramadhan saja sudah banyak yang sibuk untuk mempersiapkan semuanya. Mereka menganggap Covid-19 belum sampai ke desanya. Jadi, silaturahmi harus tetap dilakukan dan persiapan pun harus tetap dilakukan.

Tidak ada yang melarang kita untuk silaturahmi akan tetapi, lihatlah situasi dan kondisi yang saat ini terjadi di negara kita. Bukankah silaturahmi bisa dilakukan ketika wabah ini sudah hilang? Kita tidak pernah tau keluarga yang datang ke rumah untuk bersilaturahmi terjangkit Covid-19 atau tidak. 

Jika dia terjangkit dan bersilaturahmi ke rumah kita, bukankah kita juga bisa tertular? Memang dia tidak menunjukkan gejalanya karena imun tubuhnya kuat. Bagaimana dengan kita yang imun tubuhnya belum tentu kuat?   Bersilaturahmi via media juga bisa. 

Apalagi sekarang zaman sudah semakin maju. Kita bisa menelpon, mengirim pesan singkat bahkan video call ke keluarga kita dan mengucapkan mohon maaf lahir dan batin via media. Jika ingin memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) bisa di transfer atau diberi jika wabah ini sudah berakhir.

Jika kita tetap keras untuk melakukan kunjungan ke keluarga-keluarga, teman, tetangga pasti kita sewaktu memohon maaf akan berjabat tangan. Apakah bisa mengikuti protokol Covid-19? Belum tentu. Karena pada saat ini saja kita tidak mematuhi protokol Covid-19. Kita tetap selalu mementingkan kepentingan dari pada keselamatan kita dan keselamatan orang banyak.

Ada masyarakat yang khawatir ketika keluarganya datang ke rumahnya karena situasi pandemi seperti ini. Jika ingin menolak pasti ada yang akan tersinggung terlebih di daerah pedesaan. Pasti kita dianggap sok, sombong karena sudah menolaknya yang akan berkunjung ke rumah kita.

Sebenarnya kita sebagai keluarga yang dikunjungi ada cara agar keluarga yang akan berkunjung tidak tersinggung karena kita lagi tidak menerima tamu berhubung lagi pandemi. Cara yang pertama mungkin kita akan tau siapa saja yang biasanya datang dilebaran pertama, kedua, dan seterusnya. 

Jadi, kita bisa menelpon sehari atau dua hari sebelum orang yang akan berkunjung tersebut datang dan tidak lupa mengucapkan mohon maaf lahir dan batin. 

Cara yang kedua, mengirimkan parsel atau Tunjangan Hari Raya (THR) yang akan kita beri ke orang yang akan berkunjung dan untuk orang yang rumahnya dekat dengan kita, kita bisa mengantarkannya sendiri dan tidak lupa mengucapkan mohon maaf lahir dan batin. 

Jika ada yang tetap berkunjung ke rumah maka terapkan Physical Distancing, menyediakan masker di rumah, dan menyediakan tempat mencuci tangan. Jadi, jarak antara kita dengan yang berkunjung tidak kurang dari 1 meter. 

Ketika ada yang tidak memakai masker maka, kita bisa memberikannya masker, dan pada saat orang yang berkunjung ke rumah sebaiknya anjurkan mencuci tangan dengan sabun sebelum masuk ke rumah.

 Tetap jaga kondisi dan kesehatan tubuh semoga kita terhindar dari covid-19.

#SALAM SOLUSI DAN RESOLUSI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun