Kesibukan di sisi lain terjadi, ketika para pemancing menggotong peralatan, galon air mineral, dan pelengkapan lainnya menuju perahu sewaan. Mereka akan bermalam di bagan (tempat menangkap ikan di laut) untuk memancing.
Terjawab sudah keheranan di kepala, kok tadi banyak tumpukan galon sekali pakai yang kosong di dekat permukiman? Rupanya, bekas galon tempat minum para pemancing.
Setelah melihat keseruan antara penjual dan pembeli kerang, serta kehebohan para pemancing yang hendak berangkat ke bagan, kami mengambil jalan berbeda untuk keluar dari Pantai Tanjung Kait.
Menyusuri jalan kampung, kami menemui klenteng berusia sekitar tiga abad. Namanya, Klenteng Tjo Soe Kong. Rasanya, sebelumnya melihat bangunan klenteng lebih kecil. Saya belum terinformasi tentangnya. Atau itu penglihatan semu? Hiiiyyy ...
Tiba di tempat angkot yang mestinya ngetem, pemilik warung nasi di dekatnya mengatakan bahwa angkot sudah tidak ada. Tidak beroperasi lagi berhubung semua penumpang --anak sekolah, emak-emak-- sudah punya sepeda motor.
Alternatifnya, sewa ojeg sampai ke angkot putih merah menunggu penumpang di Tugu. Seorang warga memanggil ojeg motor. Satu sepeda motor matik dan satu sepeda motor bebek lawas menghampiri. Dua? Bukankah yang mau naik tiga orang?
Ternyata di lokasi tersebut tersedia hanya dua ojeg sepeda motor. Ya sudah. Satu orang membonceng motor matik, ongkos Rp20.000. Dua orang lagi bonceng bertiga, bayar Rp35.000 untuk berdua. Lima orang (termasuk pengendara) tanpa helm menaiki dua sepeda motor!
Perjalanan pulang adalah kebalikan dari berangkatnya. Bedanya, setelah menaiki angkot putih merah, naik angkot biru muda 03 rute Pasar Anyar-Kutabumi. Turun di depan stasiun Tangerang.
Ah, kenapa tadi tidak naik angkot 03 dari depan stasiun atau Pasar Anyar? Malah, jalan ke halte cari angkot lain. Bikin capek saja!
Berkaca dari pengalaman di atas, mencapai Pantai Tanjung Kait bisa  dengan menaiki angkutan umum. Caranya begini:
- Berangkat dari Kota Hujan, naik Commuter Line (CL) dari Stasiun Bogor, transit di Stasiun Manggarai dan Duri pindah ke CL ke Stasiun Tangerang. Ongkos Bogor-Tangerang Rp8.000 per orang.
- Dari luar area stasiun naik angkot 03 warna biru muda, rute Pasar Anyar-Kutabumi. Ongkos Rp5.000 per penumpang.
- Turun di Nagrak, ganti angkot putih hijau jurusan Mauk. Tarif Rp15.000 per penumpang.
- Bisa bernegosiasi dengan sopir angkot untuk mengantar ke Tanjung Kait, tentu dengan penambahan tarif.
- Kalau tidak, berhenti di Tugu dan naik ojeg hingga gerbang masuk Tanjung Kait. Ongkos ojeg Rp20.000 per orang.
Demikian cara menuju Tanjung Kait dengan menaiki angkutan umum. Tidak Rumit. Mudah. Murah, sekitar Rp50.000 per orang sekali perjalanan. Itu kalau dari Stasiun Bogor, ya!