KENDATI masih terlihat baru, penyeberangan ke tempat wisata pulau terlihat dikelola secara teratur. Di tempat tujuan, suasana asri dalam lingkungan asli menawarkan kesejukan alami. Ditambah, pengelolaan baik membuat pengunjung merasa nyaman dan aman.
Kesan baik muncul sejak naik angkot dari pintu keluar Stasiun Merak, hingga menyeberang ke Pulau Merak Besar. Takada "nembak" tarif. Tiada ongkos terlalu mahal, seperti yang mungkin terjadi di beberapa tempat wisata hits lainnya.
Rupanya, penyelenggara sedang membangun pengelolaan tempat wisata secara profesional.
Demikian kurang lebih kesimpulan yang saya dapatkan dari pembicaraan dengan salah satu anggota komunitas pengelola destinasi wisata tersebut. Siapakah mereka? Â
***
Perjalanan ke Merak, Kota Cilegon, Banten dimulai dari Kota Bogor. Berangkat sejak pagi, agar bisa pulang hari itu juga.
Naik Commuter line ke Jakarta hingga Rangkasbitung. Mengetap kartu uang elektronik pada pemindai di gate, agar pada pintu putar (turnstile) mudah dilewati.
Sedangkan untuk mendapatkan tiket kereta Rangkasbitung-Merak, calon penumpang membeli di loket stasiun Rangkasbitung atau melalui aplikasi daring Access by KAI.
Jalan kaki keluar dari stasiun Merak saya menjumpai beberapa angkot ngetem. Pengemudi menyeru, menawarkan tumpangan ke pantai yang rupanya sedang naik daun.