Tidak banyak penumpang. Seperempatnya terisi juga tidak. Namun, gangguan justru datang dari beberapa penumpang yang asyik merokok. Seolah sedang nongkrong di warung kopi.
Penumpang merokok juga dijumpai di angkot. Di dalamnya ada saja yang merokok, terutama penumpang di sebelah sopir yang juga sedang mengeluarkan asap putih. Duduk di dekat pintu seorang meletakkan jari-jari sedang menjepit rokok di luar kendaraan, tetapi tetap saja ada sebagian asapnya yang masuk.
Dulu saya perokok, tetapi tak akan menghisapnya di angkutan umum sekalipun keinginan menggebu-gebu.
Itu soal merokok di bus non-AC dan angkot. Di lingkungan kereta api tidak bakal terlihat orang merokok di gerbong, pun di tiap-tiap stasiun.
Bukan merokok, melainkan ihwal lain yang mengganggu. Dalam beberapa kejadian ada saja segelintir penumpang Commuter Line yang berbicara keras, membuang sampah seenaknya, dan duduk di lantai gerbong. Itu perbuatan terlarang dilakukan di gerbong. Ada cukup informasi tentangnya.
Terasa tak nyaman menaiki angkutan seperti itu. Seharusnya, penumpang angkutan umum mematuhi nilai-nilai yang mengedepankan kebaikan bersama. Menerapkan etika sosial demi harmoni kehidupan bersama; saling menghargai.
Terkadang norma, nilai, atau prinsip tersebut dinyatakan secara tulisan dan lisan. Namun, tak semua orang mengindahkannya.
Berpijak kepada pengalaman-pengalaman yang telah disebut terlebih dahulu, Etika di Transportasi Umum akan meliputi:
- Tidak merokok di dalamnya.
- Menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan, baik di dalam maupun di luar angkutan umum (jalan, sungai, dan area bukan tempat sampah lainnya).
- Tidak makan minum penyebab remahan atau tumpahan.
- Memelihara ketenangan, dengan tidak berbicara keras yang sekiranya mengganggu penumpang lain.
- Mengurangi gangguan suara, dengan tidak menyetel volume tinggi pada ponsel. Gunakan earphone.
- Memberikan prioritas kepada penumpang yang lebih memerlukan.
- Sabar dan antre sebelum naik, dengan mendahulukan penumpang turun.
- Mematuhi papan imbauan dan arahan petugas.
Dengan menerapkan Etika di Transportasi Umum dan mematuhi peraturan terkait penggunaannya, maka menaiki transportasi umum akan menjadi pengalaman memuaskan dan berkesan. Â
Bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk kepentingan para penumpang lainnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI