Satu proyek didapat, pembiayaan masih berjalan lancar. Dapat dua, lalu tiga proyek, maka saya pun keteteran. Saat meminta tambahan bagian modal, sang teman mengaku sedang kesulitan. Mobil dan rumah tak segera digadaikannya.
Saya kelimpungan. Material dan upah tukang harus dibayar. Terpaksa saya meminjam uang ke sana ke mari. Pikiran saya hanya satu, yang penting proyek selesai sesuai jadwal dan ketentuan. Untung tipis bahkan impas, tak jadi soal. Asalkan saya bisa membayar kewajiban-kewajiban.
Sejak saat itu pula kemarahan kepada teman tersebut mendarah daging dalam diri. Saya kecewa dan marah hingga kini, meski kadarnya sudah jauh berkurang.
Dua bulan lalu ketika hendak cabut gigi di satu rumah sakit, saya melihatnya mengambil nomor antrian. Ia tidak melihat saya. Tidak ada kemarahan di dalam hati, tapi saya sudah terlanjur enggan menyapanya.
***
Dua ilustrasi di atas menggambarkan hasil berbeda dari bisnis bersama teman. Kongsi pertama tetap memelihara hubungan pertemanan, meski bubar dan merugi. Kolaborasi lainnya menyebabkan rusaknya hubungan pertemanan.
Saya kira, ada faktor-faktor yang mempengaruhi apakah kerja bareng teman tetap nyaman, apa pun hasilnya.
Bekerja dengan teman sebaiknya menjaga hubungan profesional, bukan yang didominasi emosi. Tetap menjaga prinsip-prinsip profesionalisme, antara lain:
- Tentukan Ground Rules (aturan mendasar) dalam pengelolaan.
- Tetapkan batas antara ranah pribadi dan profesional.
- Tegaskan porsi, peran, dan tanggung jawab masing-masing pihak, berikut sanksi jika tidak memenuhinya.
- Membentuk struktur organisasi. Ada garis komando yang jelas.
- Berkomitmen.
- Sejak awal, jalankan usaha dengan komunikasi terbuka dan jujur
- Terapkan pembagian untung, bahkan rugi, sesuai porsi masing-masing.
Menjalankan bisnis atau proyek bareng teman bisa menjadi pengalaman bagus bila dikelola dengan baik, yaitu dengan tetap memegang teguh prinsip profesionalisme. Menetapkan batasan, komunikasi terbuka, dan seterusnya.
Dengan demikian hubungan pertemanan tetap baik, meski bisnis bareng teman merugi bahkan bubar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI