Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Imlek, Kemeriahan yang Sempat Dikekang

1 Februari 2022   05:59 Diperbarui: 1 Februari 2022   06:07 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barongsai, ilustrasi dari unsplash.com/Tony Pham.

Berkat kebijakan Presiden Gus Dur pada tahun 2000, Imlek dirayakan kembali di ruang publik setelah dilarang oleh kekuasaan Soeharto.

Tidak lama setelah Supersemar, Imlek hanya boleh dilaksanakan di lingkungan internal keluarga. Termasuk larangan perayaan Cap Go Meh tiap tanggal 15 bulan pertama penanggalan Tionghoa. Puncak peringatan tersebut harusnya dirayakan dengan pertunjukan Barongsai dan Liang Liong (Tari Naga).

Namun pada tanggal 17 Januari 2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut instruksi Soeharto tersebut, sehingga warga Tionghoa bebas memperingati dan merayakan Imlek secara terbuka. Berikutnya, Presiden Megawati, pada tahun 2002, menegaskan bahwa Imlek sebagai hari libur nasional.

Selengkapnya dapat dibaca di sini.

Dengan kebebasan dari kungkungan, masyarakat bisa menyaksikan kemeriahan Imlek. Saya beruntung, sempat menikmati salah satu rangkaian acara peringatan Imlek. Perayaan pada tanggal 15 tahun lunar di kota hujan dijuluki Bogor Street Festival Cap Go Meh (CGM).

Tahun 2016 saya menyaksikan kemeriahan Cap Go Meh. Jalan Suryakencana ditutup. Di atas jalan panjang dipasang lampion. Serba merah.

Selepas asar saya datang ke lokasi dengan berjalan kaki. Kendaraan bermotor diparkir dalam radius satu kilometer atau lebih dari pusat perayaan. Maka, berbondong-bondong orang berjalan menuju lokasi dari sejak siang hari.

Tahun Baru Imlek adalah tahun barunya semua orang Tionghoa, terlepas dari agama apa pun yang dianutnya (Tionghoa.info)

Kemeriahan perayaan bukan hanya untuk warga Tionghoa, tetapi bagi penikmat atraksi seni budaya. Pertunjukan yang telah lama dikekang akhirnya dapat dinikmati oleh publik lebih luas.

iringan beragam kesenian tradisional Indonesia, pawai pakaian, marching band, dan banyak lagi gelaran yang sangat menarik. Dada meletup-letup mengagumi atraksi seni budaya tersebut.

Puncak kemeriahan tiba. Dimulai dengan munculnya Barongsai dan Liang Liong dari Vihara Hok tek Bio atau Mahacetya Dhanagun yang telah berusia 300 tahun. Atraksi dipersembahkan oleh berbagai perwakilan Vihara di Bogor dan kota sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun