Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kementerian Negara Urusan Persampahan

11 Desember 2021   08:55 Diperbarui: 11 Desember 2021   08:58 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selalu saja ada warga masyarakat ditangkap karena membuang sampah sembarangan ke dalam selokan, permukaan sungai, laut, dan jalan. Mencakup berbagai golongan: pelajar, pegawai, penganggur, pemuka agama, kepala sekolah, direktur rumah sakit, pejabat publik, pemilik pabrik pembuang limbah, dan seterusnya.

Pada akhirnya terdapat pemandangan berbeda. Wilayah negara tersebut terbebas dari sampah. Kinclong, tiada sebuah tusuk gigi pun menggeletak di jalanan, atau di mana pun permukaan tanah dan air yang tadinya merupakan tempat buang sampah sembarangan.

Negara bersih bebas dari sampah. Sekarang Kepala Negara sudah bisa mengangkat muka di hadapan para pemimpin dunia.

***

Pada sebuah ruangan mewah. Pria tambun bersandar malas pada kursi berlapis genuine leather made in Italy. Duduk di hadapan adalah seorang pria berkacamata Cartier, arloji BVLGARI, setelan Hugo Boss, dan beralas-kaki Aldo Brue cokelat mengkilat.

Mereka santai dalam percakapan serius.

"Ada temuan. Perkara gunungan sampah buangan pabrik-pabrik Anda. Itu pasal pelanggaran berat!"

"Kami sudah berupaya. Limbah sangat melimpah, sehingga terlalu membebani keuangan perusahaan."

"Hmm, begini...," pria tambun memotong ujung cerutu lalu membakarnya.

Sepasang bola mata berbinar.

"Begini. Perkara itu bisa dikondisikan, asalkan...."

"Baik. Barangkali ini bisa mengatasi," pria perlente meraih backpack Samsonite di samping kaki kirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun