Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kerupuk Melempem

11 Juni 2021   17:40 Diperbarui: 11 Juni 2021   18:10 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kerupuk adalah dokumen pribadi (dok. Budi Susilo)

Dengan lima puluh rupiah, kaleng persegi bekas wadah Khong Guan terisi penuh dengan pecahan kerupuk. Pada waktu itu, harganya setara dengan lima buah kerupuk bulat atau persegi.

Sebagian renyah. Sebagian lagi bantat, sebab belum masak benar dan keras. Karena terbiasa, lama-lama aku suka kerupuk liat. Kerupuk bantat yang tidak akan mengeluarkan suara "kriuk" ketika gigi mengunyahnya.

Kesukaan kepada tempe goreng garing dan kerupuk bantat masih berlanjut. Ada sensasi nikmat ketika menyendok nasi kecap dengan lauk tempe dan kerupuk bantat.

Bedanya, kini kerupuk bantat sulit didapat. 

Maka kepada pemilik warung aku tidak bertanya tentang kaleng biru yang baru. Aku mencari blek yang belum sempat diganti oleh pemasoknya. Kaleng berisi kerupuk yang berusia, setidaknya, tiga hari. 

Kerupuk melempem!

Harga kerupuk melempem sama saja dengan kerupuk baru, yaitu seribu atau dua ribu rupiah, tergantung ukuran.

***

"Ah ternyata kau di sini. Aku mencarimu ke mana-mana. Telepon pun tidak diangkat," mitraku menyeka keringat.

"Sori, HP di-silent. Sebentar ya."

"Buruan! Tinggal menunggu kamu. Situasi sudah aman. Para pengunjuk-rasa diredam, dikendalikan, dan disingkirkan oleh aparat gabungan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun