Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tikus-tikus

30 Mei 2021   07:55 Diperbarui: 30 Mei 2021   07:52 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tikus-tikus oleh sipa dari pixabay.com

"Tapi, aku ...."

"Tidak usah tapi-tapian. Gampang. Kamu hanya perlu mengganti beras raskin dengan beras berharga lebih murah."

"Perbuatan demikian tidak dibenarkan, karena ...."

"Mumpung aku masih berkuasa. Lima tahun lho, dengan opsi dua kali jabatan. Lagi pula pengeluaran terdahulu mesti kembali."

"Tapi ...."

Percakapan selanjutnya diwarnai dengan perdebatan, dua karib itu saling berargumentasi. Wajah-wajah memerah menampilkan urat-urat leher keluar, semakin mengeras.

Dalam situasi tegang, istri pria berkacamata keluar membawa segelas kopi mengepul.

"Maaf, agak lama. Bubuk kopi dan gula harus diseleksi."

"Kenapa?" Pria berkacamata heran.

"Tikus-tikus mengerikiti wadah kopi dan gula. Geroak. Sebagian besar isinya berhamburan."

"Barang lainnya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun