Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Benturkan Pancasila dan Kitab Suci, Mari Saling Menghargai

5 Juni 2021   10:41 Diperbarui: 5 Juni 2021   11:19 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini dunia maya ramai memberitakan tentang polemik pertanyaan tes wawasan kebangsaan untuk pegawai KPK. Dalam pertanyaan tersebut disebutkan, memilih Pancasila atau Al Quran. 

Bagi sebagian orang, jika mendengar pertanyaan ini tentu akan bingung sendiri. Kenapa harus disandingkan? Yang satu kitab suci yang satu dasar negara. Bukankah dasar negara negeri ini juga berlandaskan ajaran agama? Lalu, kenapa pertanyaan ini dimunculkan? Apakah jika memilih Al Quran tidak nasionalis?

Berbagai pertanyaan mungkin akan terus bermunculan. Bahkan, ada yang dianggap bagian dari Taliban, jika jawaban menjurus ke isu tertentu. 

Satu hal yang mungkin perlu diketahui adalah, bahwa nilai-nilai dalam Pancasila pada dasarnya juga berasal dari Al Quran. Tidak ada satu pun dalam sila Pancasila yang keluar dari ajaran agama.

Dalam sila pertama menegaskan bahwa bangsa Indonesia tidak pernah melupakan campur tangan Tuhan. Karena itulah, sebagai warga negara harus beragama, agar kita senantiasa tidak melupakan Tuhan yang telah menciptakan kita. 

Dengan mengingat Tuhan, maka kita harus menjadi warga negara yang beragama. Lalu, apakah hal ini menyalahi kita suci? Dalam Islam atau agama yang lain, juga mengajarkan untuk selalu mengingat Tuhan dengan memperbanyak ibadah, berbuat baik, dan segala macamnya.

Sila kedua, mengajarkan tentang nilai-nilai kemanusiaan. Saling memanusiakan manusia merupakan hal yang mutlak dilakukan, dalam kehidupan bermasyarakat. Di sinilah diperlukan rasa saling menghargai dan menghormati antar sesama. Di sinilah diperlukan rasa saling peduli dan tolong menolong antar sesama. 

Bahkan Tuhan menganjurkan setiap manusia saling mengenal satu dengan lainnya, agar ada interaksi. Dan tentu saja dalam interaksi diperlukan upaya untuk saling memahami satu dengan lainnya. Karena antar manusia saling berbeda, maka harus saling menghargai keberagaman tersebut.

Sila ketiga mengajarkan tentang persatuan. Seperti kita tahu, Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas. Indonesia juga mempunyai keanekaragaman suku, budaya, bahasa dan agama. Semuanya itu harus terus bersatu dalam bingkai negara kesatuan republik Indonesia. 

Dalam ajaran agama, termasuk Islam, juga mengajarkan untuk saling menjaga persatuan agar tidak terjadi konflik. Menjaga hubungan dengan Tuhan dan antar sesama manusia, harus terus dilakukan agar persatuan tetap tercipta.

Tidak hanya cukup di situ. Dalam sila keempat juga mengajarkan musyawarah. Dalam Islam juga mengenal musyawarah. Rasulullah SAW mengajarkan musyawarah jika terjadi persoalan agar terjadi mufakat. Ajaran agama yang lain juga demikian. Tidak ada satupun ajaran agama yang mengajarkan untuk saling bermusuhan. Sebaliknya, semua ajaran agama justru mengajarkan kebaikan, keharmonisan, saling berdampingan dalam keberagaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun