Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jadilah Pribadi Cerdas, Jangan Mudah Diadu Domba

18 November 2017   09:06 Diperbarui: 18 November 2017   09:58 2043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stop Provokasi - kompasiana.com

Kemajuan teknologi saat ini telah memudahkan semua orang untuk mendapatkan informasi. Kemajuan teknologi juga telah memudahkan penyebaran informasi. Hanya dengan smartphone, informasi bisa menyebar ke seluruh penjuru negeri hanya dalam hitungan detik. Melalui telpon genggam itu pula, seseorang juga bisa mengakses informasi apapun. Di dunia maya, kita bisa mengakses berbagai ilmu pengetahuan. Dengan kemudahan itulah, akan semakin memudahkan seseorang untuk meng-upgrade kecerdasannya.

Meski kemajuan teknologi bisa memudahkan seseorang untuk menjadi pandai, teknologi juga memudahkan untuk seseorang untuk menyebarkan informasi hoax. Informasi menyesatkan inilah yang tidak ada manfaatnya untuk semua orang. Informasi semacam inilah yang membuat kerukunan di negeri ini terancam. Kenapa? Karena informasi hoax yang muncul selama ini seringkali dibumbui dengan sentimen SARA. Banyak contoh konflik di negeri ini terjadi akibat terprovokasi oleh informasi hoax. Ironisnya, hoax yang muncul ini sengaja dimunculkan. Apa yang dilakukan oleh grup Saracen beberapa waktu lalu, merupakan bukti bahwa ujaran kebencian pun bisa dijadikan untuk meraup keuntungan.

Untuk itulah, kita semua harus membekali diri dengan kecerdasan. Jangan mudah diprovokasi oleh informasi menyesatkan. Karena potensi penyebaran kebencian, diperkirakan akan kembali masif jelang pilkada daerah pada 2018 mendatang. Salah satu yang perlu diwaspadai adalah pilkada Jabar, Jateng dan Jatim. Publik berharap ketiga provinsi ini tidak seperti pilkada DKI Jakarta, yang sempat dipenuhi dengan ujaran kebencian. Bahkan, tidak jarang aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama seringkali terjadi. Jika kita logis melihat persoalan, lalu membekali diri dengan kecerdasan yang artinya melakukan cek ricek jika menerima informasi, tidak mudah percaya terhadap informasi yang beredar, maka potensi terprovokasi akan kecil. Namun jika kita menelan mentah-mentah informasi yang berbedar, maka potensi terprovokasi akan semakin terbuka.

Saling mengingatkan penting dilakukan, karena tahun politik sudah didepan mata. Setelah pilkada serentak pada 2018, Indonesia akan kembali memasuki pemilihan presiden dan wakil presiden pada 2019. Banyak kalangan memperkirakan, tahun politik ini akan mempunyai dampak yang tidak baik, jika semua orang, dari masyarakat hingga politisi tidak bisa dewasa dalam berdemokrasi. Sekali lagi, mari belajar dari pilkada DKI Jakarta. Sudah cukup jelas, dampak yang harus dirasakan jika kita membiarkan diprovokasi. Pihak-pihak yang tidak menginginkan Indonesia damai, tentu akan terus melakukan berbagai cara untuk menciptakan konflik baru.

Membekali diri dengan ilmu pengatahuan, informasi yang valid, dan pengetahuan agama yang benar, merupakan hal yang tidak bisa ditawar lagi di era teknologi seperti sekarang ini. Jika kita tidak menguatkan fondasi sejak dini, negeri ini akan hancur karena masyarakatnya sendiri. Generasi muda banyak menjadi radikal, karena salah memahami ajaran agama. Sementara generasi tua sibuk terus korupsi. Disisi lain, kelompok radikal terus menyusup dari segala lini, untuk memanfaatkan kesempatan yang ada. Jika kita bisa melihat segala persoalan secara utuh, semestinya kita harus aktif menebarkan pesan damai, agar masyarakat tidak mudah diadu domba. Karena adu domba merupakan politik pecah belah, yang bisa menghancurkan negeri ini. Semoga bisa jadi renungan bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun