Mohon tunggu...
Budhiman Prakoso
Budhiman Prakoso Mohon Tunggu... Human Resources - DATTEBAYO !!!!

Penikmat Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perang Saudara di China 1912-1949, Konflik Kaum Nasionalis dan Komunis Memperebutkan Kekuasaan

24 Agustus 2019   14:06 Diperbarui: 24 Juni 2021   05:30 6135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada awal abad ke-19, China masih dipimpin oleh sebuah kekaisaran yang dipimpin oleh sebuah dinasti asing yang bernama dinasti Manchu yang sudah berkuasa selama kurang lebih 200 tahun.

Di daerah selatan China terdapat seorang anak muda yang bernama Sun Yat Sen yang telah mendapatkan ide-ide barat yang di pelajari selama ia di Eropa.Ia kemudian mendirikan suatu perkumpulan yang bernama Zonggou Dongmenghui dan menyebarkan gagasannya untuk mendirikan pemerintahan baru China menggantikan  dinasti Manchu yang dianggap tidak pantas lagi dalam memerintah China.

Setelah berhasil mendirikan pemerintahan Republik di Cina, dalam masa transisi itu pemahaman komunis yang dibawa oleh orang -- orang Rusia mulai masuk ke dalam pemikiran-pemikiran rakyat China. 

Rakyat China sendiri mulai tidak mempercayai Partai Koumintang dalam menjalakankan pemerintahan karena terdapat berbagai masalah seperti banyaknya praktik korupsi.

Hal ini dimanfaatkan Partai Komunis China untuk beusaha menguasai pemerintahan China. Menyadari akan hal itu, Chiang Kai Shek berusaha untuk menyingkirkan kaum komunis, Sehingga terjadilah Konflik antara kaum nasionalis dan kaum komunis yang sama-sama ingin memperebutkan kekuasaan di China .

Baca juga: Peran Indonesia di Balik Perang Saudara Kamboja-Vietnam

Lalu bagaimana berdirinya Partai Koumintang dan Partai Komunis China ? Bagaimana Jalannya konflik antara kaum nasionalis dan komunis  ? Bagaimana pula dampak dari konflik antara kaum nasionalis dan komunis di Republik China ?

  • Berdirinya Partai Koumintang dan Partai Komunis China

Runtuhnya Dinasti Manchu terjadi karena kekecewaan rakyat terhadap Pemerintahan Manchu  yang diangap tidak bisa lagi mengendalikan pemerintahan.Hal ini menyebabkan kekalahan demi kekalahan terhadap bangsa Barat baik dibidang diplomatik maupun militer.Akibatnya muncul berbagai pemberontakan-pemberontakan yang terjadi.

Salah satunya, pemberontakan yang dilakukan oleh Sun Yat Sen Sun dengan mendirikan perkumpulan yang bernama Zhongguo Dongmenghui, yang dimana anggotanya harus berikrar untuk : (1) Mengusir bangsa Manchu,(2) Merebut kembali China bagi Bangsa Tionghoa, dan (3) Mendirikan suatu negara berbentuk Republik dan pembagian tanah secara adil.Setelah berhasil mendirikan Republik China,  perkumpulan itu berubah  menjadi Koumintang (Partai Nasionalis Rakyat) pada bulan Agustus 1912 yang berlandaskan tiga asas rakyat.

Pada tahun 1917 di Rusia terjadi adanya revolusi yang merupakan awal dari perubahan bentuk pemerintahan menjadi komunis dibawah kepimpin Lenin.Karena kedekatan geografis, mereka membangun hubungan diplomatik dengan China serta adanya keinginan menyebarksan komunis di China.Pada tahun 1919 Voitchinski, salah satu agen dari komintern berhasil mendirikan sekolah komunis pertama di China.Selain itu ia ditugaskan untuk mencari kader-kader komunis yang revolusiener di China.

Pihak Komintren sendiri berupaya untuk mendirikan sebuah partai kaum buruh dan petani yang revolusioner untuk dijadikan implementasi keberhasilan revolusi gaya Bolshevik ke China.Lalu pada bulan Agustus 1920, Voitinsky menghubungi kaum komunis Tiongkok yang dihadiri oleh Chen Duxiu, Shi Cuntong, Li Hanjun, Shen Xuanlu, Yu Xiusong, untuk memulai pendirian Partai Kungchantang dan pada tanggal 23 Juli 1921 Partai Komunis China resmi didirikan di China.

  • Jalannya konflik antara kaum nasionalis dan komunis di China pada tahun 1927-1945

Pada tahun 1922 pemerintah Uni Soviet mengirimkan Abraham Adolf Joffe untuk membicarakan tentang persetujuan mengenai daerah yang pernah dirampas dari China yang akan dikembalikan kembali.Dr. Sun Yat Sen menerima tawaran tersebut dan ia berpendapat bahwasanya komunis tidak cocok diterapkan di China.Dengan demikian terjadilah hubungan antara Pemerintah Koumintang dan Uni Soviet.

Baca juga: Berkaca pada Perang Padri, Perang Saudara yang Memecah Belah

Lalu pemerintahan nasionalis mengirimkan misi yang diketuai oleh Chiang Kai Shek ke Uni Soviet untuk belajar mengenai birokrasi pemerintahan dan sebagai balasannya Uni Soviet mengirimkan  Borodin dan Jenderal Blucher ke China untuk mengatur kembali biroraksi Partai Koumintang dan mengajar di Akademi militer Whampoa.

Pada bulan Juni 1924 setelah keputusan Kongres Nasional Kaum Komunis diperbolehkan untuk bergabung kedalam Koumintang dengan syarat bahwa mereka akan tunduk kepada asas-asas Koumintang.Pada tahun selanjutnya 1925 Dr Sun Yat Sen wafat dan digantikan oleh Chiang Kai Sek yang tidak suka dengan kaum komunis dan berusaha untuk menyingkirkan kaum koumnis dari Koumintang karena ia menganggap bahwa kaum komunis dapat membahayakan persatuan negeri serta mengirim kembali Borodin dan Jenderal Blucher ke Uni Soviet.Hal ini memicu konflik antara kaum komunis dengan kaum nasionalis.

Pada tahun 1927 Mao Zedong terpilih menjadi pemimpin partai Komunis China dan melalui Tentara Merah di bawah pimpinan Zhou Enlai dan Zhu De mengadakan perebutan kekuasaan di Nanchang yang berhasil digagalkan oleh Kuomintang. Akibatnya kemudian adalah terjadinya peristiwa yang disebut dengan Shanghai Massacre, yaitu pembunuhan massal atau pembersihan terhadap kaum komunis yang dilakukan oleh Kuomintang.

Sisa-sisa anggota Partai Komunis China mundur ke daerah-daerah yang tidak mudah diakses dan mulai menyadari bahwa kedudukannya di Propinsi Jiangsi tidak dapat dipertahankan lagi. Mereka lalu mengundurkan diri dan mengadakan perjalanan panjang yang dikenal dengan peristiwa Long March pada tahun 1934 ke wilayah Yanan dan tiba secara bergelombang di wilayah tersebut antara tahun 1935-1936.

Pada saat itu Jepang sedang melakukan ekspansi ke wilayah utara China sehingga pada tanggal 1 agustus 1935 Partai Komunis China menyerukan agar rakyat China bersatu melawan Jepang.Lalu pada bulan februari 1937 Partai Komunis China menyatakan untuk bergabung dengan pemerintahan nasional dan meleburkan Tentara Merah dengan Tentara Nasional dalam menghadapi agresi militer Jepang.Dengan demikian pertikaian antara kaum Komunis dan kaum Nasionalis berhenti dan bersatu untuk menghadapi Jepang.

Pasca Perang Dunia II berakhir dan Jepang menyerah,pertikaian  kaum nasionalis dan kaum komunis kembali terjadi untuk merebutkan kekuasaan di China. Chiang Kai Shek sendiri merasa khawatir dengan Tentara Merah yang menguasai daerah pedesaan yang sangat luas sehingga ia meminta bantuan Amerika Serikat untuk membantu menyelesaikan masalahnya di China.Pada tahun 1945 Presiden Truman berusaha menghindarkan perang saudara di China dengan mengutus Jenderal George Marshall untuk bertindak sebagai perantara bagi antara Pemerintah Nasionalis dengan Partai Komunis China. Namun sepeninggal Marshall pertempuaran antara Pemerintah Nasionalis dengan Partai Komunis China kembali terjadi dengan skala yang semakin meluas.

Baca juga: Brotherhood of War, Perang Saudara di Korea yang Benar-benar Menyentuh Nilai-nilai Persaudaraannya

Pada tahun 1947 pemerintahan nasionalis berhasil merebut kota Yanan dari pihak komunis.Meskipun pada awalnya terdesak, keadaan segera berbalik ketika kaum komunis menerapkan politik land reform.Alhasil pada tahun 1948 Tentara Merah berhasil merebut kota-kota yang dikuasi oleh kaum nasionalis seperti kota Jinan,Changchun, Mukden, dan Xuzhou.Pada tahun 1949 Beiping jatuh ke tangan Komunis dan merubah nama kota ini menjadi Beijing.

Tentara Merah yang menguasai wilayah Utara segera melancarkan serangannya ke wilayah selatan dan memaksa pemerintahan Nasionalis memindahkan ibukotanya dari Nanjing ke Kanton.Lalu Tentara Merah berhasil merebut kota Taiyuan dan Nanjing.Kemudian berturut turut Kota Hangou, Sanghai, dan Qingdao jatuh ke dalam genggaman Tentara Merah .

  • Dampak dari konflik antara kaum nasionalis dan komunis di China

Setelah hampir seluruh wilayah China berada di tangan kaum komunis maka Mao Zedong memproklamasikan berdirinya Republik Rakyat China (RRC) yang beribukota di Beijing pada tanggal 1 Oktober 1949 .Lalu pada tanggal 14 Oktober Kanton berhasil dikuasai Tentara Merah dan selanjutnya Chongqing serta Propinsi Yunnan dan Hainan berhasil dikuasai komunis, sehingga pemerintah nasionalis tidak memiliki wilatah lagi di China daratan.Dengan kekalahan yang dialami kaum nasionalis dibawah Chiang Kai Shek, hal ini membuat pasukan nasionalis melarikan diri menuju Pulau Formosa (Taiwan) yang menyeberang Selat Formosa sejauh 100 km.Kemudian pada tanggal 7 Desember 1949 Chiang Kai Shek menyatakan Kota Taipei sebagai ibukota sementara Republik China di Pulau Taiwan.

DAFTAR PUSTAKA

 

Lan, Joe, N. 1952. Tiongkok Sepandjang Abad. Jakarta : Balai Pustaka

Seeger Elizabeth. Sedjarah Tiongkok Selajang Pandang.     Terjemahan oleh Ong Pok kiat. Jakarta : J.B Wolters

Sutopo, F.X. 2009. China Sejarah Singkat. Yogyakarta: Garasi

Taniputera, Ivan. 2008. History Of China. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun