2. Memecahkan masalah yang terjadi.
3. Lebih mengetahui arti dari pemanfaatan teknologi modern.
4. Tidak menggunakan teknologi sebagai wadah melakukan kejahatan.
5. Menjadi pengguna yang baik.
Rumah merupakan tempat persinggahan bagi setiap orang termasuk anak-anak kita. Anak-anak sebagai generasi milenial, saat ini banyak disibukan dengan gadget atau perangkat digital lainnya.Â
Terlebih jika para orang tua nya bekerja dengan intensitas waktu yang panjang hingga malam, maka secara otomatis komunikasi dengan anak sangatlah kurang. Akibatnya karena tidak ada kesibukan atau karena tidak ada teman untuk berbicara, anak ketika dirumah akan mencari hal yang dia sukai, atau menjadikan gadget sebagai pilihannya.Â
Pesatnya perkembangan dunia media sosial sangat memungkinkan anak terpapar oleh berbagai macam berita hoax. Literasi harus direvolusi untuk mencerdaskan masyarakat milenial. Perlu juga percepatan program akselerasi literasi dengan beberapa langkah.Â
Pertama, pemahaman paradigma literasi tidak hanya membaca dan bahan bacaan bukan hanya manual, melainkan juga digital. Literasi tidak sekadar membaca dan menulis, namun juga keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan berbentuk cetak, visual, digital, dan auditori.
Kedua, pemenuhan akses internet di semua wilayah. Meski di ini kita berada di "benua maya", namun masih banyak wilayah di Indonesia yang belum bisa mengakses Internet. Dengan menyediakan akses Internet, maka literasi digital akan semakin mudah.Â
Suatu tempat yang tidak ada perpustakaannya juga bisa diganti e-library. Ketiga, implementasi konsep literasi di semua lembaga pendidikan. Kemendiknas (2017:2) merumuskan gerakan literasi secara komprehensif. Â Â
Yaitu literasi dasar (basic literacy), literasi perpustakaan (library literacy), literasi media (media literacy), literasi teknologi (technology literacy) dan literasi visual (visual literacy). Selama ini, yang mendapat akses pengetahuan literasi hanya pelajar, mahasiswa, guru, dosen, petugas perpustakaan dan lainnya.