Mohon tunggu...
B singgihwinarno
B singgihwinarno Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Negeri 6 Purwodadi

Saya seorang guru Pendidikan Pancasila di sekolah negeri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice, Rendahnya Minat Belajar Siswa

21 Februari 2024   12:00 Diperbarui: 21 Februari 2024   12:15 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga tugas untuk menyusun best practice tentang Desain Pembelajaran Inovatif dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang membawa dan menerangi kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan menjadi cahaya bagi segala perbuatan mulia.

Saya juga mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak panitia PPG LPTK Universitas Negeri Semarang (UNNES) selaku penyelenggara, dan rekan-rekan teman sejawat yang telah banyak memberikan dukungan dan semangat. Besar harapan saya tugas best practice ini dapat terselesaikan dengan baik serta dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca tentang mekanisme pelaksanaan PPG Dalam Jabatan di Universitas Negeri Semarang

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan best practice ini masih terdapat banyak kekurangan serta kesalahan dalam penulisan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi terciptanya best practice yang lebih baik lagi. Semoga best practice ini membawa keberkahan dan memberikan informasi yang bermanfaat kepada semua insan pendidikan khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Aamiin.

RINGKASAN

Sebagai seorang pendidik harus mampu memanusiakan manusia, karena setiap anak memiliki keunikan dan kodratnya masing-masing sehingga sebagai seorang guru berkewajiban untuk memberikan kesempatan yang sama kepada peserta didik dalam belajar untuk dapat tumbuh dan berkembang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pembelajaran yang berfererensiasi dengan menerapkan pembelajaran Sosial dan Emosional sehingga peserta didik mampu mengetahui akan kekuatan yang dia miliki, keberagaman akan suatu perbedaan, serta hubungan dalam bersosialisasi.


Dari keragaman yang dimiliki seorang peserta didik untuk itu seorang pendidik harus mampu menuntun peserta didik melalui tehnik coaching dalam memberdayakan peserta didik guna mendapatkan solusi sendiri dari kegiatan ataupun permaslahan yang sedang dihadapi dari sini akan menumbuhkan pribadi yang bertanggung jawab sesuai denga Profil Pelajar Pancasila.

Keberhasilan seorang guru dalam mengemban tugas yang tersulit adalah pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Segala keputusan yang diambil secara langsung maupun tidak langsung menentukan arah dan tujuan institusi yang dipimpin, yang tentunya berdampak pada murid dan mutu pendidikan dengan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan. Sedangkan keberhasilan sebuah proses pembelajaran yang memerdekaan anak tak lepas dari cara pandang sekolah melihat ekosistemnya. Apakah sebagai kekuatan atau sebagai kelemahan. Untuk itu seorang guru harus mampu memetakan kekuatan yang ada didalam lingkungan belajar sehingga mampu mewujudkan visi pembelajaran yang memerdekaan anak dam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ki Hajar Dewantara telah menyampaikan bahwa maksud dari pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Sebagai seorang pendidik kita harus mampu memanusiakan manusia, karena setiap anak memiliki keunikan dan kodratnya masing-masing sehingga sebagai seorang guru berkewajiban untuk memberikan kesempatan yang sama kepada peserta didik dalam belajar untuk dapat tumbuh dan berkembang.

Didalam kegiatan Program Pendidikan Profesi Guru  seorang pendidik diajak untuk mengenal keunikan yang terdapat pada diri masing-masing peserta didik melalui Pembelajaran yang berdeferensiasi. Dalam pembelajaran yang berdeferensiasi ini diharapkan seorang pendidik mampu melayani keanekaragaman yang ada dalam diri peserta didik, seperti kebutuhan belajar, minat dan bakat.

Sebagai seorang pendidik menyadari pentingnya secara holistik perkembangan individu yang beragam, sehingga mampu numbuh kembangkan kompetensi sosial dan emosional melalui tehnik pembelajaran sosial dan emosional (PSE), sehingga peserta didik mampu mengetahui akan kekuatan yang dia miliki, keberagaman akan suatu perbedaan, serta hubungan dalam bersosialisasi.

Seorang pendidik untuk dapat mengarahkan peserta didik dalam menemukan jati diri dan melejitkan potensi mereka, seorang pendidik harus mampu mempunyai keterampilan coaching. Tehnik coaching ini diperlukan karena peserta didik merupakan insan yang merdeka, dimana mereka yang dapat menentukan arah dan tujuan pembelajarannya serta potensi yang dimiliki dia sendiri. Program Pendidikan Guru Penggerak melatih menggali

keterampilan  yang harus dimiliki seorang guru dalam menggembangkan kompetensi diri dalam peserta didik. Selain itu pula Program Pendidikan Profesi Guru kini merupakan program untuk menggali potensi  yang dimiliki seorang guru sehingga mampu mengambil keputusan, menggali dan mengembangkan sumber daya yang ada dilingkungan belajar ( sekolah).

Tujuan Kegiatan

Tujuan dari penulisan ini best practice ini adalah :

Ingin mengimplementasi pembelajaran inovatif dengan menerapkan pembelajaran yang berdeferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosional

Manfaat Kegiatan

Dalam kegiatan yang pembelajaran inovatif pada penulisan ini memberikan manfaat  :

  • Implementasi dari kegiatan pembelajaran yang inovatif ini dengan menerapkan pembelajaran yang berdeferensiasi dan pembelajaran yang sosial dan emosional menjadikan praktik baik bagi guru lain serta komunitas praktisi di sekolah

BAB II PEMBAHASAN

Pembelajaran Berdeferensiasi

Anak memiliki keunikan tersendiri yang mereka bawa dari sejak lahir, sebagai seorang pendidik harus mampu memastikan setiap anak mempunyai kesempatan yang sama untuk belajar yang terbaik sesuai dengan kebutuhan mereka.

Nurdyansyah dan Eni F (2016 : 3), pembelajaran yang inovatif adalah pembelajaran yang bersifat student centered. Artinya Pembelajaran yang lebih memeberikan peluang peserta didik untuk mengkontruksi pengetahuan secara mandiri ( self directed) dan mediasi oleh teman sebaya ( peer mediation instruction), bentuk dari pembelajaran yang inovatif ini adalah pembelajaran yang berdeferensiasi

Pembelajaran berdeferensiasi adalah suatu strategi pembelajaran yang dibuat oleh guru dalam memenuhi kebutuhan peserta didik yang beragam sebagai upaya memaksimalkan suatu potensi peserta didik dalam mempelajari suatu kompetensi. Pembelajaran berdeferensiasi tidak hanya memaksimalkan potensi peserta didik tetapi juga memberikan kesempatan kepada mereka untuk mempelajari nilai-nilai penting bagi kehidupan, nilai tentang indahnya suatu perbedaan, menghargai makna baru dari kesuksesan, kekuatan diri, kesempatan yang setara, kemerdekaan dalam belajar, serta berbagai nilai penting lain. Pembelajaran berdeferensiasi merupakan usaha menyesuaikan proses pembelajaran dengan memberikan beragam cara melalui diferensiasi konten, proses, produk serta lingkungan belajar dan asesmen awal untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Pembelajaran berdiferensiasi akan mengubah pola pikir guru tentang bagaimana mengajar yang baik menjadi sistem mengajar berdiferensiasi yang lebih baik lagi.

Program Pendidikan Profesi Guru mempelajari pembelajaran berdeferensiasi dengan melakukan pemetaan kebutuhan peserta didik, adapun bentuk kebutuhan belajar peserta didik adalah :

  • Minat
    • Profil
    • Kesiapan belajar.

Praktek baik yang dilakukan penulis pada kegiatan Program Pendidikan Profesi Guru  dalam pembelajaran berdeferensiasi mata pelajaran Matematika pada materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Negeri 6 Purwodadi, penulis melakukan pemetaan kebutuhan kepada peserta didik melalui google form, yang kemudian di share kepada peserta didik.

Setelah melaksanakan pemetaan kemudian dijadikan sebagai dasar pembuatan rancangan rencana pembelajaran yang berdeferensiasi, RPP yang dibuat dikonsultasikan dengan kepala sekolah, berbagi praktik baik dengan rekan sejawat pada komunitas praktisi kemudian di praktikkan didalam kelas kegiatan pembelajaran yang berdeferensiasi yang dilengkapi dengan instrument evaluasi yang mendukung kegiatan pembelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran yang berdeferensiasi menciptakan lingkungan yang mendukung sesuai dengan kesepakatan kelas. Selain itu pula kegiatan pembelajaran yang berdeferensiasi mampu memberikan ruang kepada peserta didik dalam mendorong proses inkuiri dan inovatif pada diri peserta didik. Pembelajaran berdeferensiasi menciptakan karakter kepada peserta didik dalam saling membantu ( tutor sebaya), menghargai pendapat dan keragaman.

Pembelajaran Sosial dan Emosional

Guru sebagai seorang pendidik harus mampu menyadari pentingnya secara holistik keberagaman yang dimiliki seorang individu, juga tanggung jawab yang penuh baik secara waktu dan tenaga. Kegiatan yang kompleks ini seorang guru harus mampu merawat didi ( self care) agar dapat mengelola kehidupan dan profesionalismenya. Guru juga harus mampu numbuh

kembangkan kompetensi sosial dan emosional, dan hal ini dilaksanakan secara kesadaran penuh ( mindfulness) dengan menggunakan Pembelajaran Sosial dan Emosional ( PSE).

Dalam menerapkan PSE, terdapat berbagai macam teknik yang dapat dilakukan. Teknik- teknik ini dapat diterapkan secarakolaboratif dalam 3 ruang lingkup yaitu Rutin, Terintegrasi dalam Mata Pelajaran, dan Protokol. Bentuk kolaboratif ini memungkinkan anak ( peserta didik) dan orang dewasa ( guru) memperoleh dan menerapkan pengetahuan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.

Berikut ini adalah komponen pembelajaran sosial emosional (PSE): Pembelajaran Sosial Emosional dalam kerangka CASEL ini mencakup 5 komponen yaitu:

  • Kesadaran Diri (Self Awareness),
    • Pengelolaan Diri (Self Management),
      • Kesadaran Sosial (Social Awareness),
      • Kemampuan Berinteraksi Sosial (Relationship Skills),
      • Pengambilan Keputusan Bertanggung Jawab (Responsible Decision- Making).

Praktik baik yang diimplementasikan didalam aksi nyata ini Penulis menerapkan pembelajaran Sosial dan Emosional menggunakan tehnik STOP. STOP merupakan akronim dari Stop( berhenti), Take a deep breat ( tarik nafas dalam), Observe ( amati), Proceed ( lanjutkan).

Kegiatan pembelajaran PSE yang diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran yang berdeferensiasi pada pelajaran Matematika Kelas VIII SMP Negeri 6 Purwodadi melalui ruang lingkup pada mata pelajaran. Adapun tujuannya adalah mengembangkan kompetensi sosial dan emosional yang sangat berperan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dapat meningkatkan kinerja, kreatifitas, kenyamanan peserta didik dalam belajar, bersosialisasi serta kemampuna dalam mengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

BAB III PENUTUP

Refleksi

 

Setelah melaksanakan kegiatan didalam Program Pendidikan Profesi Guru  dikesempatan ini penulis melakukan refleksi dan evaluasi diantaranya adalah:

  • Dengan melakukan implementasi pembelajaran inovatif dengan menerapkan pembelajaran yang berdeferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosional melalui Aksi Nyata pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Kelas VII SMP Negeri 6 Purwodadi, mampu menggali inovasi peserta didik dengan meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kegiatan, menggali kreatifitas dan inovasi peserta didik dalam menggembangkan materi yang dibahas melalui kegiatan berdeferensiasi, meningkatkan rasa empati melalui kegiatan yang berkelompok, bersosiaslisasi, melatih jiwa kepemimpinan anak melalui tutor sebaya, sehingga mampu terwujudnya peserta didik yang mempunyai karakter sebagai Profil Pelajar Pancasila.
  • Mengimplementasikan praktik  pembelajaran dalam pengambilan keputusan seorang pendidik harus mampu melaksanakan  pengambilan keputusan guna menciptakan suatu pembelajaran yang berpihak pada anak, dengan melalui budaya positif sehingga mewujudkan rasa yang empati, lingkungan yang positif, kondusif, aman, nyaman dan well being.
  • Melalui pemaksimalan pemetaan fungsi sumber daya yang ada di lingkungan belajar maka akan terwujudnya suatu Visi dan Misi Pembelajaran yang memerdekaan anak dengan menggali potensi yang tersebut, sehingga karakter Profil Pelajar Pancasila dapat terwujud

Rencana Tindak Lanjut

Pada kegiatan yang telah dilaksanakan akan dilaksanakan rencana tindak lanjut sehingga kegiatan yang telah dilaksanakan bukan merupakan euphoria semata untuk memenuhi tugas, berikut adalah rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan penulis adalah

  • Penulis akan melakasanakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan yang telah dilaksanakan secara rutin mengenai kompetensi diri, serta mengkaji kembali faktor penghambat dari kegiatan yang dilaksanakan.
    • Mengambil pelajaran setiap praktik baik dari kegiatan pembelajaran sebagai sumber kekuatan diri dengan mengembangkan pembelajaran yang berpihak pada anak
    • Bersama komunitas praktisi yang ada disekolah menggali kembali potensi asset yang dimiliki sekolah sehingga menciptakan suatu Visi pembelajaran yang inovatif dan berpihak pada anak.

DAFTAR PUSTAKA

Ari Kunto , Suharsimi 2010, Prosedur Penelitian  ( Suatu Pendekatan dan Praktek) Jakarta PT Rineka  Cipta 

Willin, Sofiyan  2013, Konseling individual  Teori dan Praktek, Bandung : CV Alfabeta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun