Mohon tunggu...
Pendidikan

Bunda Luarbiasa Untuk Remaja

16 November 2018   02:54 Diperbarui: 16 November 2018   04:06 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Taukah bunda?

Remaja adalah masa dimana terjadinya perpindahan dari usia anak-anak menuju usia dewasa. Beberapa ahli memberikan batasan yang berbeda-beda mengenai usia masa remaja ini. Namun pada umumnya terjadi pada seseorang yang berumur 12 hingga 22 tahun. Masa remaja awal terletak pada umur 12 hinga 18 tahun dan masa remaja akhir terletak pada usia 19 hingga 22 tahun.

Masa-masa remaja memiliki pola yang baru dari pada pola yang biasa dilakukan oleh anak sekolah dasar. Hal ini terbukti dengan berbagai perubahan pola pikir dan tigkahlaku remaja, seperti ketika anak mulai mengutarakan keinginan untuk kebebasan haknya, lebih mudah terpengaruh oleh teman, mengalami perubahan fisik baik pertumbuhan ataupun seksualitasnya, mempunyai perilaku yang terlalu percaya diri dengan emosi yang meningkat.

Pada tahapan remaja ini, hal yang terpenting yaitu komunikasi antara orangtua dan anak. Orangtua harus lebih memerankan diri sebagai teman ketika senang maupun sedih sedini mungkin. Hal ini bertujuan agar ketika memasuki masa remaja anak tetap memiliki zona nyaman terhadap orangtua. Hingga secara otomatis ketika memiliki masalah, anak akan tetap curhat kepada orangtua. Karena teman yang mereka berikan keluh kesah belum tentu anak yang baik. Pengaruh pertemanan yang kuat membuat sebagian orangtua merasa cukup terbebani karena anak remaja lebih memperhatikan saran teman yang terkesan lebih enjoy.

Jika bunda selama ini belum dapat melakukan pendekatan emosional dengan anak, cukup pantau kegiatan mereka dengan temannya dan tetap membangun komunikasi yang baik dengan anak remaja bunda. Lalu bagaimanakah cara membangun komunikasi yang baik dengan anak remaja?

Ria adalah anak kelas 2 smp yang sekarang mulai mempunyai banyak teman laki-laki dari sekolahnya. Suatu ketika teman-teman ria bermain ke rumahnya, hari itu pertama kalinya teman-teman ria berkunjung dan  mereka ingin melihat-lihat rumah ria yang cukup besar. Ketika sampai di lantai 2 mereka mengobrol disana hingga akhirnya ria memilih menetap disana dengan menghabiskan waktu bercanda dan makan-makan. Ketika teman-teman ria sudah pulang, ibu ria memanggilnya dengan senyuman.

"kakak ria bisa bantu ibu sebentar? Sini duduk di samping ibu" ria segera menuju sebelah ibunya yang tengah duduk di kursi rotan.

"kak ria, ibu cuman mau Tanya ke kakak ya. Kakak tau ngga dimana tempat menerima tamu yang baik?" dengan wajah teduhnya ibu ria memberikan pertanyaan dengan lembut.

"tau bu, diruang tamu"

"tapi kenapa teman laki-laki ria tadi bermain di lantai 2? Padahal disana juga ada kamar tidur ria?

"loh, biasanyakan nggapapa kalau buat nerima tamu disana, terus tadi temen-temen juga cuman ngobrol kok diatas terus langsung turun" belanya

"tapikan sekarang itu kamar ria, walaupun sementara, menurut ria gimana? Apa pantas nak?"

Ria terdiam dengan wajah memerah malu

"nggapapa, lain kali boleh kok teman ria main ke atas, tapi kalau kamarnya sudah di pindah ya nak" sahut ibunya dengan senyum.

"Sejak saat itu ria tidak pernah membawa teman laki-lakinya untuk menuju ruang pribadinya." Stegas ibu ria kepada saya.

Dari pengalaman ibu ria tersebut dapat kita ambil salah satu cara yang efektif memberikan nasihat kepada anak remaja. Yaitu dengan cara mengajak anak untuk berdiskusi dengan baik dan memberikan pemecahan masalah  terhadap apa yang diinginkan anak remaja, tentunya dengan hal yang tidak beresiko dan sesuai dengan peraturan agama.

Berbagai sikap remaja yang kurang berkenan terhadap hati bunda tentunya membuat emosi kita tidak stabil. Namun, hal yang terbaik ketika menjadi teman yaitu tidak pernah mendoktrin perilaku dan pola pikir anak remaja, namun biarkan anak remaja berfikir malalui nalar mereka dan orangtua harus memberikan dorongan dan jalan diskusi pada anak remaja. Karena tanpa dijelaskan berkali-kalipun anak remaja sudah tau jika hal yang mereka lakukan bukanlah hal yang positif dan didasarkan hanya untuk kesenangan.

Orangtua merupakan figure yang secara langsung atau tidak langsung akan ditiru oleh anak. hingga untuk memberikan penjelasan yang baik, ajarilah anak untuk menyampaian maksudnya dengan jelas tanpa mendahulukan emosi. Memberikan kepercayaan pada anak remaja juga perlu dilakukan orangtua. Karena sebagian besar anak yang dipercaya oleh orangtua memiliki potensi kesadaran diri yang lebih baik. Sehingga mereka dapat mempertimbangkan hal yang akan dilakukannya agar tidak merusak kepercayaan orangtuanya. Hal ini juga melatih anak agar lebih tanggungjawab dan mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun